Cuitan tersebut berisi kisah temannya yang bergaji Rp 80 juta per bulan, namun rumah tangganya langsung berantakan. Padahal, temannya ini baru dua bulan dirumahkan.
Berikut cuitan Sihol yang diunggah pada Kamis, 23 April 2020, yang telah disukai 27.300 orang, dicuit ulang 10.400 orang, dan menuai 1.800 komentar:
Salah satunya menabung dan berinvestasi, seperti yang dikatakan oleh @Dewidwiirawati4. Dia dapat merasakan bagaimana dirumahkan, sementara pada waktu yang sama Dewi harus membiayai hidup kedua orangtuanya.
"Pandemi ini memang mengajari banyak hal yaitu menabung," kata Dewi.
Pendapat Dewi ada benarnya. Bahkan, dengan gaji Rp 80 juta per bulan, kita bisa mengalokasikannya sebagian untuk berinvestasi rumah, emas, maupun saham.
Meskipun, ketiga instrumen investasi tersebut punya sisi kekurangan, namun keuntungannya bisa menutupi jika kita dalam kondisi darurat seperti krisis Covid-19 sekarang.
Lead Financial Trainer QM Financial Ligwina Hananto mengatakan, ada keuntungan dan kekurangan dari ketiga investasi tersebut.
"Properti dan emas logam mulia itu ada fisiknya. Jadi, secara psikologis orang merasa 'aman'," ungkap Ligwina kepada Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Namun begitu, Ligwina menekankan, di balik kedua investasi tersebut juga ada titik kelemahan yang harus diketahui setiap orang.
Emas dan logam mulia berisiko pada harga yang dipengaruhi banyak faktor internal dan eksternal.
Salah satunya adalah kondisi pertumbuhan perekonomian yang tak selalu tumbuh positif.
Bahkan, menyimpan emas logam mulia dalam jumlah besar sangatlah tak mudah dan berisiko hilang.
Demikian halnya berinvestasi properti seperti rumah atau apartemen, berisiko pada surat tanah maupun likuiditas.
Sementara, untuk investasi saham ada beberapa keuntungan yang ditawarkan, misalnya praktis karena semua transaksi bisa dilakukan digital.
Kemudian, mendapatkan kenaikan nilai hasil dari jual beli, menerima dividen (pembagian laba), menjadi pemilik saham perusahaan publik, serta memiliki akses pada investasi dalam jumlah relatif kecil.
Kekurangannya, seseorang yang menjadikan saham sebagai instrumen investasi, harus memahami investasi saham, bersedia belajar tentang fundamental dan analisis teknik karena saham punya kemungkinan mengalami penurunan nilai investasi.
Terkait cuitan Sihol tersebut di atas, Ligwina menawarkan beberapa tips yang bisa dilakukan dalam mengatur pos pengeluaran.
Berapapun gaji yang diterima, seseorang harus pandai mengatur lima pos pengeluaran seperti cicilan (mobil, KPR rumah, motor), pengeluaran rutin, menabung atau investasi, sosial, dan gaya hidup.
Dari lima pos pengeluaran itu, ada dua yang paling penting yakni membayar cicilan pinjaman (KPR, mobil, atau motor), dan menabung atau investasi.
"Pegang dua itu yang terpenting, seperti mengalokasikan gaji untuk cicilan maksimal 30 persen dan nabung atau investasi minimal 10 persen," jelas Ligwina.
Selain itu, sangat disarankan untuk karyawan memiliki dana darurat sebagai tambahannya. Sehingga, pada masa Covid-19 ini bisa bertahan dalam jangka waktu beberapa bulan ke depan.
https://properti.kompas.com/read/2020/04/26/150750621/viral-pekerja-bergaji-rp-80-juta-bangkrut-ini-cara-mengelola-keuangan