Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sugiyartanto menargetkan pembangunan infrastruktur konektivitas tersebut rampung seluruhnya dengan perkerasan pada 2024 mendatang.
"Pembangunan jalan perbatasan Kaltara masih terus berlangsung, dan dipercepat. Saat ini sisa pekerjaan tinggal 60 kilometer lagi dengan skema multiyears (tahun jamak)," kata Sugiyartanto kepada Kompas.com, Sabtu (8/2/2020).
Dia menuturkan, meski ada program baru yakni pembangunan jembatan, namun aktivitas akses perbatasan tetap berjalan.
Diharapkan, seluruh jalan perbatasan di Kaltara terbuka pada 2022, dengan sebagian besar dalam kondisi telah diperkeras.
Di antaranya jalan-jalan di ibu kota kecamatan atau akses menuju fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan pasar.
"Jadi, pembangunan jalan rampung seluruhnya pada 2024 dengan kondisi perkerasan," imbuh Sugiyartanto.
Membangun jalan di Kaltara, menurut Sugiyartanto, tidak sepenuhnya berlangsung mulus. Hal ini karena alam Kalimantan sangat khas.
Cuaca, kondisi alam karena sebagian wilayah masih berupa hutan, dan sungai, menjadi tantangan tersendiri bagi Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BPJN) XII sebagai pelaksana pembangunan.
Kondisi ini mirip dengan alam Papua. Di Papua, BPJN XVIII juga tengah membangun Trans Papua segmen Jayapura-Merauke. Tersisa 39 kilometer untuk ruas Oksibil-Towe Hitam.
"Meski banyak kendala, yang penting merambat kami kerjakan untuk mengejar percepatan," cetus Sugiyartanto.
Adapun total panjang jalan perbatasan di Kaltara mencapai 966,59 kilometer yang mencakup jalan paralel perbatasan sepanjang 614,55 kilometer dan akses perbatasan sepanjang 352,04 kilometer.
Dari total panjang tersebut, jalan yang sudah sudah terbuka 782,89 kilometer, belum terbuka 60 kilometer, dan relokasi 123,62 kilometer.
Dana konstruksi yang dialokasikan untuk tahun anggaran (TA) 2019 ini senilai Rp 773,2 miliar.
https://properti.kompas.com/read/2020/02/10/202627121/4-tahun-lagi-jalan-perbatasan-indonesia-malaysia-tembus-seluruhnya