Co-working space merupakan ruang kerja kolaborasi yang mengedepankan konsep saling berbagi yang memungkinkan berbagai individu, komunitas, maupun perusahaan lain, khususnya startup menjalin bisnis.
Di sekitar kota-kota besar China dalam beberapa tahun terakhir, harga sewa gedung perkantoran kian meroket, di sisi lain perusahaan startup teknologi berkembang pesat.
Akhirnya, banyak perusahaan startup yang memanfaatkan konsep co-working space ini.
"Ini akan menjadi waktu yang sangat sulit," kata Wakil Direktur Beeplus, perusahaan co-working space Dave Tai.
Melansir dari Bloomberg, Virus Corona menyebabkan pembukaan beberapa lokasi co-working space di Beijing jadi terhambat.
“Inti dari co-working space adalah komunitas. Orang-orang datang bekerja secara bersamaan sambil berbagi tempat. Sulit untuk menggantikan interaksi dan koneksi tersebut karena ada virus (Corona)," jelas Dave.
Bagi banyak perusahaan, meminta para pekerja kantor untuk bekerja di rumah hanya menyelesaikan sebagian dari masalah.
Namun, bagi pabrik, perusahaan logistik, dan gerai ritel akan menghadapi masalah tersendiri akibat virus Corona.
Contohnya produsen casing perangkat seluler Casetify, tahun 2020 seharusnya menjadi tahun terbaik.
Jumlah karyawan perusahaan yang berbasis di Hong Kong tersebut 150 orang pada akhir Desember, karena itu mereka menargetkan penjualan dua kali lipat lebih besar tahun ini.
Tetapi penyebaran virus Corona dari kota Wuhan menyebabkan pabrik-pabrik di China harus tutup dan mendorong Casetify meminta sebagian besar karyawannya untuk bekerja dari rumah.
Sementara itu, gerai baru yang dibuka Casetify di bandara Hong Kong pun kosong. Sehingga, penjualan ikut terkena imbasnya.
https://properti.kompas.com/read/2020/02/03/140825521/corona-bikin-bisnis-co-working-space-di-china-terancam