JAKARTA, KOMPAS.com - Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Syarif Burhanudin mengatakan, salah satu masalah terkait kelancaran aktifitas konstruksi di Indonesia ialah kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal.
"Pertama, dari sisi SDM tadi, kecenderungannya dalam spesifikasi yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan itu cenderung tidak bisa terpenuhi, kalau pun terpenuhi, terbatas (jumlahnya) sementara kebutuhannya banyak," terang Syarif pada Seminar Construction Project Management di Kementerian PUPR, Senin, (16/12/2019).
Kurangnya SDM kompeten di bidang konstruksi menjadi salah satu pemicu terjadinya keterlambatan serta kecelakaan dalam proses pembangunan konstruksi.
Maka dari itu, dibutuhkan pelatihan yang tepat agar para SDM di Indonesia dapat melakukan pekerjaan di lapangan dengan baik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR menyetujui inisiasi dari Ikatan Ahli Proyek Manajemen Indonesia (IAMPI) dengan meminta bantuan kepada Construction Management Association of Korea (CMAK) untuk membuat pelatihan sistem prosedur manajemen proyek konstruksi di Korea yang nantinya diterapkan di Indonesia.
Menuruty Syarif, Indonesia harus mengembangkan seluruh potensi yang ada. Caranya dengan merekrut tenaga-tenaga ahli untuk meningkatkan upgrade skills (peningkatan kemampuan), terutama tenaga-tenaga ahli di manajemen konstruksi.
"Jadi mereka itu, Construction Management Association of Korea (CMAK) bisa membantu tenaga-tenaga ahli dari Indonesia dalam rangka mengendalikan manajemen konstruksi di Indonesia," lanjut Syarif.
Dengan kerja sama tersebut diharapkan dapat mengurangi kecelakaan pembangunan konstruksi sehingga meningkatkan mutu para SDM di Indonesia agar memiliki kualitas yang bagus, sistem kerja yang cepat, serta pengendalian pembangunan konstruksi juga tepat.
https://properti.kompas.com/read/2019/12/16/180908221/minimnya-sdm-andal-jadi-masalah-dunia-konstruksi-di-indonesia