Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Warganya Kaya Raya, Kota Ini Justru Hadapi Masalah Keuangan

Bahkan dua orang terkaya dunia versi Bloomberg Billionaires Index, Bill Gates dan Jeff Bezos, diketahui tinggal di kota yang sama.

Tentu, dengan kekayaan yang mereka miliki, Gates dan Bezos bisa menempati hunian yang mereka inginkan, termasuk menentukan lokasinya.

Bukan hanya Gates dan Bezos yang tercatat sebagai penduduk kaya di kota itu. Rerata penduduk di Medina memiliki penghasilan lebih dengan rumah-rumah mewah.

Menurut laman Seattle Times, eksekutif Microsoft, Charles Simonyi memiliki vila seluas lebih dari 2.000 meter persegi dengan nilai 56,9 juta dollar AS atau sekitar Rp 803 miliar.

Selain itu, galeri seni milik mantan presiden Microsoft, Jon Shirley, juga berada di kota ini.

Properti seluas 4 hektar tersebut memiliki nilai 42 juta dollar atau Rp 592 miliar.

Penduduk kaya di kota ini termasuk Susan Brotman, istri mendiang co-founder Costco tinggal di rumah mewah senilai 26 juta dollar atau Rp 366 miliar.

Dengan adanya properti mewah di kota itu, rerata harga properti di Medina mencapai 2,8 juta dollar AS atau sekitar Rp 39 miliar.

Bahkan jika dibandingkan dengan kota tetangganya, Seattle, rerata pendapatan per rumah tangga di Medina jauh lebih besar.

Di Seattle, gaji per rumah tangga rata-rata mencapai angka 80.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,1 miliar, sedangkan pendapatan rata-rata di Medina sebesar 186.000 dollar AS atau sekitar Rp 2,6 miliar.

Namun kenyataannya, kawasan yang dihiasi dengan rumah-rumah mewah tersebut menghadapi masalah keuangan.

Medina, kota tempat dua orang itu tinggal, baru-baru ini diketahui menghimpun dana cukup besar untuk membiayai sarana umum. Padahal, area tersebut merupakan kode pos terkaya nomor tujuh di Amerika Serikat.

Meski dihuni oleh orang-orang dengan pendapatan tinggi, peningkatan pajak di kota ini dibatasi hanya 1 persen per tahun.

Bahkan dalam kurun waktu 17 tahun terakhir, Medina harus menggunakan tabungan dan memotong pengeluaran agar anggaran tetap seimbang.

"Kekayaan warga tidak berarti berbanding lurus dengan penghasilan pemerintah kota. Orang-orang di Medina membayar banyak pajak properti, tetapi sebagian tidak diterima oleh (pemerintah kota) Medina," ucap direktur keuangan Medina, Jullie Ketter.

Dengan kondisi tersebut, melansir laman BBC, perkiraan defisit kota sebesar 500.000 dollar AS atau sekitar Rp 7 miliar pada 2020. Angka ini bisa meningkat menjadi 3,3 juta dollar AS atau Rp 46 miliar dalam lima tahun.

Tahun ini saja, pemerintah setempat hanya menghimpun dana sebesar 2,8 juta dollar AS atau sebesar Rp 39 miliar dari pajak properti.

Dengan peningkatan pajak sebesar 1 persen hanya akan menambah pemasukan sebesar 28.000 dollar AS atau Rp 394 juta pada tahun mendatang.

Menurut laporan, angka ini saja tidak cukup untuk membiayai layanan umum perkotaan, seperti polisi, pemadam kebakaran, pemeliharaan taman, serta sektor pemerintahan.

Langkah darurat

Kondisi tersebut membuat pemerintah kota sepakat mengambil langkah darurat. Para pengambil kebijakan meminta pemilih agar meloloskan retribusi pajak properti yang akan berlaku selama enam tahun ke depan.

Usulan tersebut disetujui pada awal bulan ini. Artinya, pada tahun depan, para pemilik properti dengan nilai 2 juta dollar AS atau Rp 28 miliar akan membayar biaya tambahan sebesar 34 dollar AS atau Rp 479.000 per bulan.

Jumlah ini memang dianggap kecil dibandingkan 3.000 penduduk Median. Namun, menurut para pejabat, angka tersebut bisa membuat kota tetap menjalankan fungsinya untuk membiayai layanan umum tanpa harus melakukan penghematan berarti.

https://properti.kompas.com/read/2019/11/29/163159121/warganya-kaya-raya-kota-ini-justru-hadapi-masalah-keuangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke