Hal ini sekaligus sebagai upaya untuk meyakinkan pasar properti Indonesia yang belum familiar dengan Arkco Land Development.
Sales and Marketing Director Arkco Land Development R Edwin Sulanto mengakui, perusahaan belum memiliki rekam jejak atau satu pun portofolio properti di Indonesia.
"Karena itu, kami berkomitmen dengan timeline yang kami rencanakan. Tahap awal adalah membangun galeri penjualan dan show unit. Konsumen sekarang sudah cerdas. Mereka butuh pembuktian, bukan sekadar jual gambar, atau gembar gembor di awal tapi malah mangkrak kemudian," tutur Edwin menjawab Kompas.com, Selasa (3/9/2019).
The Burj Alam Sutera dikembangkan di lahan seluas 7.620 meter persegi. Mencakup dua menara, apartemen ini ditawarkan dengan tipe bervariasi mulai dari studio ukuran 21,5 meter persegi hingga Penthouse atau griya tawang yang berdimensi 98 meter persegi.
Menurut Edwin, sejak diperkenalkan secara terbatas pada Desember 2018, The Burj telah terjual 10 persen dari total 570 unit tahap pertama menara The Burj Millenial.
Para konsumen yang sebagian besar merupakan end user dengan profil keluarga dan eksekutif muda tersebut meminati tipe studio yang dipatok seharga Rp 18,6 juta per meter persegi atau sekitar Rp 400 juta.
"Komposisinya sekitar 40 persen. Sisanya adalah investor dan orang tua yang membeli untuk anak-anak mereka yang kuliah di sekitar Alam Sutera," ungkap Edwin.
Eksekutif dan keluarga muda yang masuk dalam rentang usia milenial produktif, memang menjadi pasar incaran Arkco Land Development.
Hal ini karena kebutuhan hunian untuk pasar mereka demikian tinggi, terutama di kawasan Alam Sutera yang telah berdiri kampus-kampus ternama dengan jumlah ribuan mahasiswa.
"Kami menangkap peluang itu. Tak sekadar membangun apartemen, melainkan juga melengkapinya dengan berbagai fasilitas yang dibutuhkan kelas pasar ini seperti perpustakaan, Sky lounge, dan smart living system," imbuh Edwin.
Miniatur The Burj Dubai ini kemudian dipadukan dengan kultur Indonesia berupa aksentuasi batik pada eksterior dan interior bangunan yang diklaim Edwin sebagai pembeda dengan proyek sejenis lainnya.
Diferensiasi itulah yang membuat Edwin optimistis dapat mendulang penuualan hingga akhir tahun 2019 senilai Rp 200 miliar dari 30 persen unit terjual.
"Kami yakin akan mencapai target, seiring terbangunnya galeri penjualan dan unit pamer serta akan dimulainya Ground breaking pada Februari 2020," cetus Edwin.
Arkco Land Development merogoh pundi sekitar 80 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 1,13 triliun guna membangun dua menara yang dijadwalkan rampung seluruhnya dalam lima tahun.
https://properti.kompas.com/read/2019/09/03/142859321/konglomerat-dubai-resmikan-galeri-penjualan-apartemen-di-alam-sutera