Bahkan, saat pasar apartemen mewah di Jakarta secara umum tengah dalam masa-masa terburuknya pun, Regent Residence mampu mencatat penjualan optimal.
CEO KG Global Development Harry Gunawan mengungkapkan hal tersebut saat menjawab Kompas.com, usai prosesi serah terima kunci Regent Residence, Senin (15/7/2019).
Menurut Harry, enam unit apartemen dengan ukuran 505 meter persegi di level mid zone berpindah tangan kepada konsumen Desember 2018 lalu, sebelum aktivitas penjualan dihentikan karena perubahan harga.
"Harga lama dipatok Rp 70 juta per meter persegi, plus PPN dan PPNBM jadi totalnya Rp 86 juta per meter persegi. Jadi, kalau luasnya 505 meter persegi, harganya Rp 43,4 miliar. Itu laku, mereka beli kontan, enggak pake nyicil. Engga ada itu KPA-KPA (kredit pemilikan apartemen)," kisah Harry.
Selain tipe 505 meter persegi, terdapat tipe terkecil dengan ukuran 251 meter persegi dan terbesar atau griya tawang (penthouse) seluas 1.000 meter persegi.
Hingga akhir Juni 2019, sudah terjual 55 persen dari total 185 unit apartemen yang ditawarkan.
Melihat antusiasme pasar yang demikian tinggi, Harry akan menaikkan harga jual menjadi Rp 68 juta per meter persegi hingga Rp 75 juta per meter persegi, di luar PPN dan PPNBM, pada 22 Juli mendatang.
"Mungkin kami akan melepas 30 unit. Sementara 20 unit yang tersebar di sepuluh lantai teratas atau high zone dilepas dengan harga Rp 80 juta per meter persegi," sambung dia.
Fulus tak berseri
Siapa para pembeli apartemen itu?
Yang pasti, kata Harry, mereka adalah kalangan ultra high net worth individual (UHNWI) yang fulusnya tidak mengenal seri.
Mereka adalah pemilik perusahaan, pemilik bisnis, dan juga investor yang selama ini melakukan aksi wait and see terkait stabilitas politik, dan keamanan.
Mereka adalah juga yang tergerak membeli apartemen mewah karena ada kebijakan tax amnesty dari pemerintah.
Mengacu pada Laporan Kekayaan atau Wealth Report 2018 yang dirilis Knight Frank, jumlah orang Indonesia dengan kekayaan lebih dari 5 juta dollar AS atau setara Rp 70,88 miliar mencapai 19.010 orang.
Jumlah ini meningkat hampir 11 persen bila dibandingkan tahun lalu sebanyak 17.180 orang.
Sementara mereka yang memiliki kekayaan di atas 50 juta dollar AS atau setara Rp 708,8 miliar mencapai 1.160 orang. Jumlah ini 10 persen lebih tinggi bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun mereka yang memiliki kekayaan di atas 500 juta dollar (Rp 7,08 triliun) mencapai 70 orang atau mengalami kenaikan 17 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 60 orang.
Merekalah yang masuk dalam kategori UNHWI yang mampu mengakses apartemen mewah sekelas Regent Residence dengan pembayaran tunai.
Kendati diminati kalangan UNHWI, Harry tak ingin unit-unit sisa terjual cepat. Bahkan, bila perlu, unit-unit tersebut disimpan sementara (keep) seraya menunggu harga terus meroket menembus angka Rp 100 juta per meter persegi.
"Ini karena kami underpriced. Sudah empat tahun harga enggak naik-naik, tetap 5.000 dollar AS dengan kurs Rp 10.000 atau Rp 55 juta per meter persegi. Padahal, 70 persen kandungan materialnya diimpor dari luar negeri," klaim Harry.
Regent Residence merupakan bagian dari pengembangan multifungsi Mangkuluhur City seluas 4 hektar. Selain Regent Residence, terdapat Regent Hotel and Resort, Crowne Plaza Hotel, Crowne Residence, Office Tower One dan Office Tower Two.
Guna merealisasikan proyek ini, KG Global Development menggandeng Humpuss Group dengan nilai investasi awal lebih dari Rp 13 triliun.
https://properti.kompas.com/read/2019/07/16/161551721/apartemen-rp-434-miliar-dibayar-kontan-enggak-pake-nyicil