"Salah satu gedung sekolah yang kami datangi kondisinya mengkhawatirkan, karena 35 persen runtuh, sangat tidak aman bagi siswa untuk belajar. Restorasi dengan material tahan gempa menjadi penting di tahap pemulihan pascabencana supaya proses belajar mengajar di lokasi bencana semakin pulih," ujar Presiden Direktur USG Boral - Jayaboard Andy Chandra, dalam jumpa pers serah terima gedung usai restorasi gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Sambik Bangkol, Lombok Utara, Jumat (14/6/2019).
Tahun lalu gedung sekolah tersebut rusak dihantam gempa bumi berkekuatan 6,4 SR dan 7,0 SR. Bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT), Jayaboard membangun kembali gedung sekolah tersebut selama dua bulan terhitung sejak Maret lalu. Gedung sekolah itu kini sudah rampung dibangun dan siap digunakan kembali.
Bersama Aksi Cepat Tanggap (ACT), Jayaboard membangun kembali gedung sekolah tersebut selama dua bulan terhitung sejak Maret lalu. Kini, bangunan tersebut telah rampung dibangun dan siap untuk digunakan kembali.
Andy menuturkan, restorasi gedung sekolah tersebut meliputi seluruh ruang kelas, ruang guru dan toilet. Untuk kenyamanan dan keamanan siswa dan guru, Jayaboard menerapkan konstruksi plafon tahan gempa melalui penggunaan material papan gyptile JayaDura Condado, papan gipsum dengan finishing lapisan vinyl sehingga mudah dibersihkan dan tahan lama.
"Rangka plafon pada atap gedung ini menggunakan rangka metal JayaBMS exposed grid yang sudah tersertifikasi lulus uji tiga kali safety factor," kata Andy.
Terkait plafon tahan gempa, lanjut dia, Jayaboard Seismic merupakan sistem plafon tahan gempa pada dua sistem plafon, yaitu conceal dan expose, berstandar internasional. Apa bedanya dengan plafon gipsum standar?
"Dari segi bahan tidak ada perbedaan antara plafon gipsum standar dan tahan gempa. Sistem plafon tahan gempa merupakan hasil modifikasi dari sistem plafon standar. Jadi, memang dimodifikasi untuk tahan gempa. Cara aplikasinya atau cara memasangnya yang berbeda," kata Andy.
Ada beberapa komponen tambahan pada plafon tahan gempa. Penambahan hold on clip, misalnya. Fungsinya untuk menahan getaran gempa.
"Kita tak pernah tahu getaran gempa itu vertikal atau horizontal. Kalau dihantam gempa horizontal masih aman, tetapi jika gempa vertikal akan jadi masalah karena akan ditarik-tarik ke bawah. Kalau tidak ada atasnya, plafon akan terlempar ke atas, kemudian jatuh lagi ke bawah. Untuk itulah perlu diberi tambahan hold on clip, yaitu untuk menahan supaya tidak terlempar ke atas dan ke bawah," ujarnya.
Dengan adanya hold on clip dipasang di bagian atas plafon, lanjut dia, kondisi plafon akan tetap aman ketika terjadi vertical tremor. Plafon akan tetap berada di posisinya.
"Mencengkeram, tapi dibuat tidak kaku, sebab kalau dibikin kaku papan gipsumnya yang rusak," katanya.
https://properti.kompas.com/read/2019/06/15/112015321/jayaboard-terapkan-konstruksi-plafon-tahan-gempa-di-lombok