Negeri Tirai Bambu ini berhasil mencatat ekspor hingga 75 miliar dollar AS atau setara Rp 1.071 triliun.
Meski demikian, menurut Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto, Indonesia tak perlu melawan hegemoni China dalam ekspor furnitur.
"China itu jangan kita musuhi. China kita lawan enggak mungkin, kita saingi juga tidak mungkin. Yang bener diajak bermitra," kata Soetono di Jakarta, Senin (11/3/2019).
Besarnya nilai ekspor China, menurut dia, tidak terlepas dari peradaban negara tersebut yang sudah jauh lebih maju, dibandingkan negara-negara lainnya.
"China itu tahunnya saja sudah 2750, kita baru 2018. Dari sini saja sudah beda 510 tahun. Itu berapa turunan? Dibagi 20 saja sudah 27 turunan," ucap Soenoto.
Bekerja sama dengan China, kesempatan Indonesia untuk meningkatkan ekspor furnitur ke luar negeri dapat lebih besar.
Salah satu keunggulan Indonesia dibandingkan negara lain yakni hampir 85 persen produksi rotan dunia dihasilkan di dalam negeri. Meski demikian, Indonesia tak bisa hanya mengandalkan ekspor rotan mentah.
Rotan tersebut harus diolah menjadi barang produksi siap pakai seperti meja dan kayu untuk meningkatkan nilai tambahnya.
"Indonesia bisa bertengger di kancah internasional itu melalui rotan. Karena kalau kayu, setiap negara bisa unggul. Tapi kalau rotan hanya kita yang punya," pungkas Soenoto.
https://properti.kompas.com/read/2019/03/11/142745221/china-jangan-dimusuhi-tapi-diajak-bermitra