Pinjaman tersebut akan digunakan untuk mendanai pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Fase 2.
Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah menjelaskan, proyek Fase 2 akan memiliki panjang 8 kilometer yang terbentang mulai dari Bundaran HI hingga Kampung Bandan.
Ini merupakan proyek lanjutan dari Fase 1 yang terbentang dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI. Saat ini, untuk realisasi konstruksi Fase 1 sudah mencapai 97 persen.
"Kami memang bukan sebagai pihak yang tanda tangan untuk Fase 2 itu. Tapi setidaknya sudah agak terang nih untuk 8 kilometer," kata Hikmat saat diskusi di kantornya.
Peletakkan batu pertama atau ground breaking sebagai tanda dimulainya proyek tersebut direncanakan dilaksanakan pada Desember 2018.
Kelak, proyek yang konstruksinya dirancang sepenuhnya akan dibangun di bawah tanah tersebut ditargetkan selesai dalam kurun waktu tujuh tahun atau rampung pada 2025.
"Desember ada ground breaking untuk Sub Station Gardu Listrik di Monas," kata dia.
Namun sebelum dimulai, akan dilaksanakan market hiring kepada sejumlah pihak mulai dari lembaga negara, lembaga publik, media, kontraktor lokal, JICA, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Untuk kontraktor yang diundang, menurut Hikmat, jumlahnya akan terbatas. Terutama para BUMN karya yang memang sudah terbiasa menggarap proyek konstruksi besar.
"Tapi, baik kontraktor yang diundang maupun yang tidak diundang, tetap boleh ikut tender. Nanti ada fase penjelasan apa yang akan kita kerjakan. Ini di November kita lakukan," tutup dia.
https://properti.kompas.com/read/2018/10/24/153510021/pemerintah-teken-utang-konstruksi-mrt-fase-2