KOMPAS.com - Di negara dengan mayoritas penduduk pemeluk agama Islam seperti Indonesia, masjid memiliki peran sentral. Tak hanya sebagai untuk beribadah, masjid juga menjadi tempat berdakwah dan menyiarkan nilai-nilai keislaman.
Lantas, bagaimana peran masjid di negara di mana Islam menjadi agama minoritas?
Seperti di Paris, misalnya. Di ibu kota Perancis tersebut terdapat sebuah Masjid Agung yang telah dibuka sejak 1926.
Sama halnya dengan Masjid Istiqlal di Jakarta, Masjid Agung Paris juga dianggap sebagai pusat komunitas muslim Perancis.
Dilansir dari Middle East Eye, Masjid Agung Paris merupakan masjid tertua di negara tersebut. Masjid ini didirikan sebagai penghormatan kepada puluhan ribu tentara muslim yang terbunuh saat mereka bertempur untuk Perancis pada Perang Dunia (PD) I.
Pada 1830, Perancis merebut sejumlah wilayah di utara Afrika, dimulai dari Aljazair. Pada akhirnya, banyak pemeluk agama Islam yang menjadi warga Perancis.
Populasi penduduk kian meningkat ketika Perancis mulai menduduki sejumlah wilayah di Timur Tengah setelah kejatuhan Kekaisaran Ottoman.
"Perancis dianggap sebagai kekuatan muslim yang besar pada saat itu karena koloninya," kata Imam Masjid Agung Paris, Dalil Boubakeur.
"Dengan banyaknya umat muslim dari seluruh dunia yang mengunjungi Paris, akhirnya diputuskan bahwa mereka harus memiliki tempat beribadah," imbuh dia.
Pada 1905, sebuah UU disahkan untuk melindungi sekulerisme di negara tersebut. Kemudian, pada 1921, asosiasi budaya "The Habous Society" dan "Holy Places of Islam" berjibaku mendanai pembangunan masjid.
"Ini adalah momen penting dalam sejarah Islam di Perancis. Banyak politisi yang mempromosikan proyek ini dan masyarakat menyambutnya," kata Boubakeur.
Kini, Masjid Agung Paris berfungsi sebagai organisasi pelindung bagi komunitas serta ratusan masjid lain yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
"Peran kami adalah untuk membela kehadiran islam di Perancis. Kami ada di sini untuk semua muslim, tetapi banyak dari komunitas kami keturuan Aljazair. Maklum, Perancis menjajah negara tersebut selama lebih dari 100 tahun tahun dan ada sekitar tiga juta orang keturunan Aljazair yang tinggal di sini," tutur dia.
Sementara itu, dilansir dari Architecturaldigest, Masjid Agung Paris dirancang dengan mengadopsi gaya Neo-Mudéjar yang mengambil referensi dari tradisi arsitektur Spanyol dan Afrika Utara.
https://properti.kompas.com/read/2018/08/22/120000821/masjid-agung-paris-penghormatan-untuk-muslim-yang-terbunuh-saat-pd-i