KOMPAS.com - Bisa jadi Anda belum pernah mendengar tentang Brookfield Asset Management jika belum mengunjungi Lower Manhattan dalam beberapa tahun terakhir dan berjalan-jalan di pusat perbelanjaannya.
Namun, perusahaan manajemen aset asal Kanada ini telah memiliki sekitar 37,1 juta meter persegi ruang komersial, atau mengungguli perusahaan investasi real estat global lainnya.
Di antara sejumlah real estat yang dimiliki publik selama setahun terakhir, aset terbesar yaitu Rp 2.800 triliun, pendapatan tertinggi Rp 685 triliun, laba tertinggi ketiga Rp 33 triliun, dan pasar tertinggi ketiga Rp 560 triliun.
Hasil ini membuat Brookfield tidak hanya perusahaan investasi real estat terbesar di planet ini, tetapi juga peringkat teratas dari tiga perusahaan Kanada dalam daftar Forbes Global 2000 tahun 2018.
Global 2000 adalah peringkat tahunan perusahaan publik terbesar dan terkuat di dunia yang didasarkan pada empat indikator, yakni pendapatan, laba, aset, dan nilai pasar.
Daftar tersebut berisi berbagai perusahaan dari 60 negara. Dalam 12 bulan terakhir, perusahaan-perusahaan ini bersama-sama menghasilkan Rp 563 biliun dalam penjualan dan Rp 46 biliun dalam laba.
Mereka memiliki total aset senilai Rp 272 biliun dan nilai pasar gabungan sebesar Rp 817 biliun.
Investor real estat disebut bukan hanya mengenai jumlah uang yang mereka hasilkan, melainkan juga ruang lingkup dan kualitas properti yang mereka miliki.
Brookfield memiliki banyak aset, mulai dari perkantoran di Korea Selatan hingga perumahan untuk mahasiswa di London.
Dalam penjelasannya di majalah Forbes tahun lalu tentang CEO Bruce Flatt, Antoine Gara menjelaskan bahwa Brookfield diam-diam memiliki banyak aset, misalnya di Toronto dan Sydney.
Perusahaan itu juga memiliki gedung perkantoran terbesar di London dan pusat kota Los Angeles. Selain itu, di Berlin memiliki Potsdamer Platz dan Canary Wharf di London, dua aset real estat terbesar di Eropa.
Brookfield juga memiliki 14.200 kamar hotel, termasuk Atlantis di Bahama dan Diplomat di Florida, selain sejumlah pusat perbelanjaan milik divisi Rouse Properties dan General Growth, serta beberapa pusat perbelanjaan terkini di Brasil.
Secara keseluruhan, 38 investor real estat membuat daftar Global 2000 tahun ini, tetapi tidak termasuk perusahaan seperti Blackstone, raksasa ekuitas swasta yang memiliki portofolio properti sangat besar dan berinvestasi dalam berbagai jenis aset.
Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di beragam bidang. Sebagai contoh, Brookfield yang selain memiliki berbagai aset real estat, juga berinvestasi di bidang infrastruktur dan energi terbarukan.
Ada pula perusahaan raksasa bidang telekomunikasi American Tower Corporation, pemilik Mall Simon Property Group, dan raja bisnis pergudangan Prologis.
Sebanyak 23 dari 38 perusahaan real estat terbesar di dunia berasal dari AS, empat di antaranya masuk lima besar. Lima perusahaan lainnya berasal dari Australia, disusul Perancis dan Inggris.
Berikut ini daftar 15 perusahaan real estat terbesar di dunia:
1. Brookfield Asset Management, Kanada
2. American Tower Corporation, Amerika Serikat
3. Simon Property Group, Amerika Serikat
4. Manajemen Modal Annaly, Amerika Serikat
5. Prologis, Amerika Serikat
6. Link REIT, Hongkong
7. Weyerhaeuser, Amerika Serikat
8. Gecina, Perancis
9. Klepierre, Perancis
10. Westfield, Australia
11. Public Storage, Amerika Serikat
12. AvalonBay Communities, Amerika Serikat
13. General Growth Properties (GGP)*, Amerika Serikat
* Divisi real estat komersial Brookfield telah setuju untuk mengakuisisi GGP, kesepakatan ini diharapkan akan terwujud akhir tahun ini.
14. Ventas, Amerika Serikat
15. Boston Properties, Amerika Serikat
https://properti.kompas.com/read/2018/07/16/175542221/15-pengembang-terbesar-di-dunia-2018