JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana pemerintah mempercepat transaksi di tol dengan metode multilane free flow (MLFF), menjadi kabar terpopuler di kanal properti Kompas.com, sepanjang Minggu (1/7/2018).
Namun ternyata, metode tersebut bukanlah barang baru. Sejumlah negara di Eropa juga telah menerapkan metode serupa.
Di samping itu, kabar soal banyaknya arsitek asing yang digandeng pengembang, terutama untuk menggarap gedung tinggi, juga tak kalah menarik untuk disimak.
Berikut laporan selengkapnya:
1. Begini penerapan MLFF di Eropa
Salah satu negara yang telah menerapkan MLFF yaitu Austria. MLFF tersebut dikelola Austostrade Tech, operator infrastruktur jalan dan jaringan komunikasi yang berbasis di Italia.
Sistem yang diproduksi Autostrade Tech merupakan cara pembayaran di jalan tol yang memungkinkan pengguna jalan tidak perlu memperlambat laju kendaraannya.
Sistem ini tersambung melalui kombinasi teknologi yang terdiri dari sistem gelombang radio mikro, kamera untuk membaca pelat nomor, dan sistem klasifikasi kendaraan.
Selengkapnya Sudah Diterapkan di Eropa, Begini Multilane Free Flow Bekerja
2. Klaim Jasa Marga, "mobile reader" percepat transaksi di gerbang tol
PT Jasa Marga (Persero) Tbk terus melakukan inovasi untuk kelancaran arus lalu lintas di jalan tol, termasuk saat arus mudik dan balik pada Lebaran 2018.
Salah satunya penggunaan mobile reader yang dilakukan oleh PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), anggota kelompok usaha Jasa Marga.
Penerapan mobile reader merupakan upaya meningkatkan kapasitas gardu tol yang sudah eksis. Perangkat ini mampu mengurangi waktu transaksi.
Sebagai contoh, biasanya pengendara membutuhkan waktu 4—5 detik untuk bertransaksi di satu gardu tol, melalui penggunaan mobile reader, tiga kendaraan bisa dilayani dalam durasi waktu yang sama.
Guna mempercepat transaksi di gerbang tol saat arus mudik dan balik lalu, JMTO menyediakan total 150 unit mobile reader yang sudah diuji coba enam bulan sebelum Lebaran 2018.
Selanjutnya Jasa Marga Klaim Mobile Reader Efektif Percepat Transaksi Tol
3. "Pemilu" Ikatan Arsitek Indonesia
Kontestasi pemilihan tak hanya terjadi pada level pimpinan daerah atau negara. Organisasi profesi arsitek, Ikatan Arsitek Indonesia ( IAI), kini juga tengah bersiap-siap untuk melaksanakan pemilihan ketua umum baru.
Ketua Umum IAI Ahmad Djuhara menyatakan, pemilihan ketua umum IAI yang baru bakal dilangsungkan di Bandung, Jawa Barat, pada 22 September mendatang.
"Sekarang masih dalam proses pengusulan (nama calon ketua umum) dari para anggota. Sudah ada panlihnya (panitia pemilih). Panlih sedang memproses berdasarkan AD/ART kami," uangkap Djuhara kepada Kompas.com, Jumat (29/6/2018).
Ulasannya di sini Ada Pemilu Berikutnya yang Tak Kalah Seru, Nantikan 22 September
4. "Pemilu" IAI lebih canggih dari pilkada
Dibandingkan pemilihan kepala daerah (pilkada) maupun pemilihan presiden (pilpres) Indonesia sekali pun, kontestasi pimpinan organisasi profesi Ikatan Arsitek Indonesia ( IAI) dapat dikatakan lebih canggih.
Bagaimana tidak, organisasi yang menjadi tempat bernaung para arsitek itu justru bakal lebih dulu menerapkan sistem pemilihan elektronik atau e-voting untuk memilih ketua umum mereka pada 22 September mendatang.
Ketua Umum IAI Ahmad Djuhara menjelaskan, sistem e-voting dipilih untuk menjamin agar seluruh anggota IAI dapat menyalurkan hak suaranya.
Berita utuh ada di sini Terapkan E-Voting, Pemilihan Ketum IAI Lebih Canggih Ketimbang Pilkada
5. Arsitek asing digandeng untuk bangun gedung tinggi
Selama ini, tak sedikit pengembang nasional yang kerap menggunakan jasa arsitek asing dalam mengerjakan proyek mereka. Salah satunya yakni PT Intiland Development Tbk.
Menurut Corporate Secretary Intiland, Theresia Rustandi, kualitas arsitek lokal sebenarnya tidak kalah baik dengan kualitas arsitek asing. Bahkan, ia mengaku, kualitas arsitek lokal sudah semakin baik dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
"Tetapi arsitek asing digunakan terutama untuk gedung-gedung tinggi yang tingkat kesulitannya lebih kompleks. Namun, arsitek asing ini selalu didampingi arsitek lokal," kata Theresia kepada Kompas.com, Jumat (29/6/2018).
Selengkapnya Arsitek Asing Digandeng untuk Merancang Gedung Tinggi
https://properti.kompas.com/read/2018/07/02/092146921/berita-menarik-penerapan-mlff-hingga-jasa-arsitek-asing