Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Temuan Perjalanan Mudik Tim Merapah Trans-Jawa

NGAWI, KOMPAS.com — Selama sepekan perjalanan mudik, Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com menemukan hal-hal menarik, berbeda, dan istimewa terkait infrastruktur konektivitas jalan tol dan non-tol Trans-Jawa.

Sepanjang perjalanan itu juga dijumpai kekayaan kuliner, panorama menawan, dan keramahtamahan masyarakat di daerah yang disinggahi.

Khusus infrastruktur konektivitas, menurut pantauan Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com, secara umum tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu. Hal itu bisa dilihat mulai dari Tol Brebes Timur-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Kartasura, Solo-Sragen, Sragen-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertosono-Wilangan, Wilangan-Mojokerto, Mojokerto-Surabaya, Surabaya-Gempol, Gempol-Pasuruan, Pasuruan-Grati-Probolinggo, dan Probolinggo-Banyuwangi.

Kecuali ruas tol Pasuruan-Grati-Probolinggo dan Probolinggo-Banyuwangi yang masih dalam tahap pembebasan lahan, ruas-ruas tersebut di atas sudah bisa dilintasi.

Kondisi fisik beberapa ruas sudah baik dengan konstruksi rigid pavement, sedangkan sebagian lainnya masih lean concrete (lantai kerja). Di beberapa titik jalan beraspal hanya sebagian kecil yang masih terdapat tanah terbuka di sisi kiri dan kanan jalan.

Hanya saja, Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com mendapati beberapa titik kritis di ruas Batang-Semarang Seksi 4 dan 5, di mana terdapat masjid yang berada di tengah jalan tol yang harus diperhatikan para pemudik untuk segera menurunkan kecepatan kendaraannya.

Selain itu, di ruas yang sama terdapat elevasi atau perbedaan ketinggian permukaan jalan yang juga membutuhkan konsentrasi dari pemudik agar tidak melajukan kendaraan dengan kecepatan konstan.

Titik kritis lainnya di ruas yang sama terdapat Jembatan Kalikuto yang dijanjikan bisa berfungsi pada H-2 Lebaran. Titik ini sedang dupayakan untuk dapat dilalui oleh para pemudik.

Seandainya target penyelesaian tidak tercapai, para pemudik bisa menggunakan jalur alternatif pantai utara (pantura) Jawa keluar di exit Grinsing untuk kemudian masuk kembali melalui Gerbang Tol Weleri.

Selepas titik kritis Batang-Semarang, para pemudik akan menjajaki ruas yang jauh lebih mulus, yakni Semarang-Solo Seksi ABC dan Bawen-Salatiga, dalam kondisi mulus dengan fasilitas memadai.

Fasilitas tersebut antara lain tempat istirahat dan pelayanan (TIP), rambu dan marka jalan, ambulans, dan pelayanan mobil derek.

Selepas Bawen-Salatiga, Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com melanjutkan perjalanan menuju ruas Salatiga-Kartasura.

Di sinilah terdapat titik kritis lainnya, yaitu Jembatan Kali Kenteng yang saat ini masih tahap konstruksi.

Para pemudik bisa mengambil jalur alternatif di bawah jalan Kenteng. Jalur ini terbentang sepanjang 500 meter dan lebar 7 meter.

Kondisinya masih lean concrete dengan ketebalan 10 sentimeter. Namun, pemudik harus ekstra hati-hati karena jalur alternatif ini berkontur tajam, baik turunan maupun tanjakan.

Lepas dari ruas Salatiga-Kartasura, Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com melanjutkan perjalanan ke Kartasura/Solo–Sragen-Ngawi.

Jalan tol di sana sudah siap untuk dialui pemudik dengan kondisi fisik jalan yang mulus, fasilitas rest area sementara dengan standar pelayanan minimal (SPM), yaitu mushala, toilet, ruang istirahat, kios BBM, CCTV, dan warung.

Kemudian, ruas tol Ngawi-Wilangan-Kertosono kondisi jalannya juga mulus karena baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (29/3/2018), terdapat marka dan rambu jalan yang memadai.

Namun, selepas Wilangan menuju Kertosono ke arah Mojokerto belum semua semua ruas jalan yang memadai, masih ada beberapa titik yang kondisinya berupa lean concrete sehingga mudah didapati perbedaan elevasi.

Di ruas ini juga pemudik harus mewaspadai beberapa pelintasan yang masih dimanfatkan warga sekitar untuk menyeberangi jalan.  Ruas ini dikerjakan oleh Kementerian PUPR dengan dana APBN.

Selepas Kertosono, Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com menuju Kertosono-Mojokerto. Kondisi mulus dengan beberapa ruas jalan sudah operasional bertarif, contohnya ruas Jombang-Mojokerto.

Etape berikutnya, pemudik akan menyusuri jalan Mojokerto-Surabaya, kondisinya juga mulus dengan rambu dan marka jalan yang sudah sesuai ketentuan.

Kemudian, Rute selanjutnya yaitu Surabaya-Gempol. Kondisi jalannya pun mulus.

Lalu ruas tol Gempol-Pasuruan, di ruas ini terutama Seksi 2 meskipun statusnya fungsional, tetapi secara faktual sudah layak dioperasikan.

Pekerjaan minor yang sedang dilakukan sekarang adalah pembangunan rest area di kedua jalur A dan B.

Para pemudik bisa memanfaatkan jalur fungsional ini ke arah Pasuruan dengan mengambil exit toll Pasuruan. Namun, setelah itu pemudik belum dapat memanfaatkan jalur Pasuruan-Grati karena masih dalam konstruksi pemadatan lahan.

Setelah itu, Tim Merapah Trans-Jawa Kompas.com menuju etape lokasi terakhir, yakni jalan tol Probolinggo-Banyuwangi.

Ruas tol ini dirancang sepanjang 172, 90 kilometer. Ruas ini merupakan titik terakhir dari jaringan jalan Tol Trans-Jawa.

Secara umum kondisi tol fungsional sudah lebih baik dibanding tahun lalu karena tidak ada lagi ruas tol darurat.

Menurut Direktur Utama PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi Dominicus Hari Pratama, perjalanan lewat jalan tol dari Jakarta ke Probolinggo bisa ditempuh dalam waktu 12 sampai 14 jam dengan tersambungnya semua ruas tol Trans-Jawa.

Meski demikian, disarankan para pemudik untuk tetap hati-hati dan waspada, tidak terlena dengan mulusnya jalan tol, tetap berkonsentrasi dalam mengemudi, dan memperhatikan sejumlah titik kritis yang sudah disebutkan di atas.

Saksikan video reportase perjalanan mudik Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com berikut ini:

https://properti.kompas.com/read/2018/06/09/114300821/temuan-perjalanan-mudik-tim-merapah-trans-jawa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke