Pertama, jalur tol yang dapat dilalui pemudik jauh lebih panjang, yakni mulai dari Jakarta hingga Surabaya.
Hal ini diprediksi akan mendorong masyarakat untuk menjajal jalan tol baru tersebut, sehingga berdampak pada meningkatnya volume kendaraan.
Selain itu, adanya sejumlah pekerjaan konstruksi di sepanjang ruas Tol Jakarta-Cikampek, dipastikan akan meningkatkan potensi kemacetan, khususnya di daerah bottle neck.
"Ketiga, tahun ini dimulai implementasi 100 persen transaksi non tunai di seluruh ruas tol, sehingga menimbulkan potensi baru gangguan transaksi di gerbang tol oleh pemudik yang masih menggunakan uang tunai atau yang tidak membawa uang elektronik," terang Raddy di Jakarta, Rabu (6/6/2018).
Untuk mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas di Tol Jakarta-Cikampek, setidaknya ada tiga strategi yang telah disiapkan.
Pertama, mendistribusikan beban lalu lintas. Ada empat langkah yang akan dilakukan bila hal ini terjadi:
Kedua, mengoptimalisasi kapasitas lajur, gerbang tol, tempat istirahat dan pelayanan, serta parking bay. Strategi ini meliputi tiga hal:
Terakhir, mempercepat penanganan gangguan lalu lintas di sepanjang jalur. Dalam hal ini, ada sebelas langkah yang disiapkan Jasa Marga:
https://properti.kompas.com/read/2018/06/06/223941221/jurus-jasa-marga-kendalikan-macet-di-tol-jakarta-cikampek