Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagi Pengembang, Rupiah Anjlok Tak Masalah yang Penting Politik Stabil

Demikian Chairman Vasanta Group Tri Ramadi mengungkapkan pendapatnya terkait kondisi aktual bisnis properti kepada Kompas.com, di Jakarta, Rabu (23/5/2018). 

Tri punya keyakinan kondisi politik tahun 2018-2019 akan berlangsung mulus, karena masyarakat Indonesia sudah melek dan dewasa dalam mengambil sikap.

Sementara melemahnya Rupiah, kata Tri, adalah bentuk ketidakpastian yang dianggap lumrah dalam dunia bisnis. Ketidakpastian currency ini tak hanya terjadi di Indonesia, juga di Eropa, dan Amerika.

Atas dasar itu, dia berani memprediksi pasca Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun depan adalah kebangkitan bisnis properti.

"Faktor penting lainnya juga adalah proyek infrastruktur yang pada 2019 sebagian besar sudah beroperasi. Ini akan sangat berdampak positif dan menguntungkan buat pengembang," ujar Tri.

"Itu artinya sebentar lagi mentari menyingsing, dan akan cerah. Tahun depan akan membaik. Meskipun ada hajatan besar, Pilpres 2019, kalau hanya berdebat saja, dalam arti tidak ada kejadian luar biasa, tidak akan ada pengaruhnya terhadap properti," urai Ciputra.

Menurut pendiri sekaligus pemilik imperium bisnis Ciputra Group ini, Indonesia sudah mengalami krisis berkali-kali, namun mampu bangkit kembali.

Tahun 1998 krisis multidimensi, tapi kemudian bisa bangkit lagi. Berikutnya 2008 krisis finansial globl, dan sekali lagi kita bisa pulih, bahkan terjadi ledakan properti pada 2012.

Optimisme serupa juga dilontarkan Chief Representative Indonesia Office Lotte E&C Kang Woo Lee. Menurut dia, Rupiah tembus Rp 14.000 masih terhitung aman. 

"Yang penting politik stabil. Ada kepastian bisnis," kata Lee.

Kolaborasi dengan asing

Lepas dari itu, ada fenomena menarik yang kembali terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam catatan Kompas.com, fenomena tersebut adalah makin agresifnya pengembang Nasional menangkap peluang kerja sama dengan investor asing.

Peluang yang dimanfaatkan adalah memperkuat konstruksi finansial dalam mengembangkan proyek properti.

"Kami butuh permodalan. Dan asing punya itu. Kami menggandeng mereka melalui penguatan permodalan karena harus mempertanggungjawabkan proyek agar selesai tepat waktu," kata Tri.

Sementara Ciputra telah lama menjalin aliansi strategis dengan investor Jepang yakni Mitshui Fudosan untuk proyek mereka di Jakarta Barat, dan Cikupa, Tangerang. 

https://properti.kompas.com/read/2018/05/24/060000621/bagi-pengembang-rupiah-anjlok-tak-masalah-yang-penting-politik-stabil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke