Mereka bekerja terutama untuk menggarap terowongan Tol Cisumdawu yang berada di Seksi II Ranca Kalong-Sumedang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, kehadiran TKA China ini sejalan dengan pinjaman yang dilakukan pemerintah kepada Pemerintah China. Namun, ia memastikan para pekerja asing tersebut bukanlah pekerja kasar.
“Itu levelnya skilled labour. Ada yang bekerja untuk teknologi, safety engineer,” kata Basuki saat meninjau lokasi, Kamis (26/4/2018).
Untuk diketahui, dari enam seksi Tol Cisumdawu, Seksi I dan II digarap pemerintah dengan menggunakan anggaran yang berasal dari pinjaman Pemerintah China. Secara keseluruhan pinjaman untuk kedua seksi itu mencapai Rp 5,7 triliun.
Basuki menuturkan, para pekerja asing itu hanya akan menggarap proyek terowongan saja yang memiliki panjang 472 meter dengan diameter 14 meter. Sementara untuk pekerjaan konstruksi jalan tetap menggunakan tenaga lokal.
“Kalau jalan Indonesia semua,” kata dia.
Isu tenaga kerja asing yang membanjiri Indonesia kembali mencuat setelah Ombudsman Republik Indonesia merilis hasil investigasi mereka di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.
Dari hasil investigasi diketahui banyak TKA yang menjadi buruh kasar hingga sopir. Ada juga TKA yang bekerja tanpa izin. Mereka memanfaatkan kebijakan bebas visa untuk bisa masuk ke Indonesia.
https://properti.kompas.com/read/2018/04/27/120000221/70-pekerja-china-garap-terowongan-tol-cisumdawu