Masyarakat adat di tiga desa, yaitu Butowe, Labolewa dan Ulupulu, belum rela melepas lahan seluas 431 hektar untuk pembangunan proyek strategis nasional itu.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya meminta dukungan semua pihak agar rencana pembangunan Bendungan Lambo dapat terealisasi.
"Saya minta dukungan semua agar segera wujudkan pelaksanaan proyek bendungan Lambo," kata Lebu Raya, dalam arahannya di rakor bertajuk "Satpol PP dan Satlinmas Siap Mengawal Pilkada Serentak Tahun 2018", di aula Kantor Bupati Nagekeo, Mbay, Selasa (17/4/2018) .
Menurut Frans, Provinsi NTT mendapat jatah tujuh bendungan, yakni lima bendungan berada di Pulau Timor, yaitu bendungan Raknamo, Temef, Rotiklot, Kolhua dan Manikin. Sedangkan dua bendungan lainnya di Pulau Flores, yakni bendungan Napun Gete dan Lambo.
Frans menyebut bendungan terbesar di NTT yang sedang dikerjakan adalah Bendungan Temef di Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Bendungan itu memiliki kapasitas 77 juta meter kubik.
Sedangkan Bendungan Lambo merupakan terbesar kedua dengan daya tampung 50 juta meter kubik.
"Kabupaten Nagekeo memiliki potensi besar. Ada garam yang luar biasa kualitasnya. Salah satu andalan garam nasional ada di Nagekeo. Harusnya orang Nagekeo bisa hidup makmur dari hasil garam. Tapi susahnya bukan main untuk mewujudkan. Termasuk bendungan," tutur Frans.
Oleh karena itu Frans berharap kerelaan semua pihak supaya pembangunan dapat berjalan baik demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
https://properti.kompas.com/read/2018/04/18/190000721/bendungan-lambo-ntt-terganjal-lahan