Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akhir Tragis GAP dan Banana Republic di Negeri Singa...

Amunisi kian menipis untuk tetap dapat bertahan dari terjangan taring keganasan ritel Singapura.

Setelah sekian lama berburu pundi-pundi, GAP dan Banana Republic mesti merelakan imperium bisnisnya runtuh.

Menurut FJ Benjamin, pemegang merek GAP dan Banana Republic di Negeri Singa mengatakan keputusan pamit tidaklah diambil ujuk-ujuk.

Sebagai pemegang lisensi sejumlah merek ritel ternama, FJ Benjamin senantiasa menganalisis portofolio dari masing-masing bisnis tersebut.

GAP dan Banana Republic akhirnya tersisih karena dinilai kurang mampu memenangkan hati warga Singapura.

"FJ Benjamin menutup dua sisa toko Banana Republic dan tiga toko GAP di Singapura pada akhir bulan ini, menyusul keputusan untuk tidak memperbarui franchise yang berakhir pada 28 Februari,” demikian bunyi pernyataan resmi pihak FJ Benjamin.

Adapun toko GAP yang masih beroperasi, antara lain terletak di Suntec City dan Vivo City.

Sementara itu, Banana Republic masih mengoperasikan toko di Paragon dan Marina Bay Sands.

Keputusan FJ Benjamin memutus operasional GAP dan Banana Republic itu seakan mengonfirmasi runtuhnya kedigdayaan jaringan peritel itu secara global.

Jaringan GAP Inc. telah menggelorakan kabar sejak medio 2017 silam, sekitar sepersepuluh gerai GAP di seluruh dunia bakal ditutup dalam kurun waktu tiga tahun ini.

Khusus untuk Singapura, tumbangnya GAP dan Banana Republic dinilai sebagai ekses dari sengitnya persaingan ritel di sana.

Sejumlah peritel asing terus melakukan ekspansi bisnis di negeri berpenduduk sekitar lima juta orang tersebut.

Sebut misalnya, Uniqlo. Peritel asal Jepang itu memiliki gerai yang tersebar pada pusat belanja kelas A maupun lebih rendah di Singapura. Bahkan, Uniqlo juga telah memiliki gerai di dalam Bandara Changi.

Amos Tan, pakar ritel dan pemasaran dari Singapore Polytechnic, mengatakan, GAP dan Banana Republic kurang memiliki keunggulan kompetitif dibanding kompetitornya. Hal itu membuat GAP dan Banana Republic keok dari peritel lainnya di Singapura.

"GAP dan Banana Republic kurang memiliki identitas yang jelas. Tidak ada keunikan dalam produk mereka, baik dari segi desain maupun harga," ungkap Amos, seperti dilansir Straits Times, Jumat (16/2/2018).

Berkaca dari tersisihnya GAP dan Banana Republic, lanjut Amos, sudah selayaknya peritel lain mulai berbenah. Itu krusial jika bisnis tidak ingin tergulung tsunami ritel.

Menjelang gulung tikar, kini gerai GAP dan Banana Republic mulai mengobral barang-barangnya. Diskon besar-besaran digelar untuk menghabiskan stok barang tersisa.

Publik Singapura pun bersiap mengucapkan sayonara kepada GAP dan Banana Republic...

https://properti.kompas.com/read/2018/02/17/150000421/akhir-tragis-gap-dan-banana-republic-di-negeri-singa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke