Paling Konsisten, Sektor Transportasi di Asia Bakal Meningkat

Berdasarkan hasil survei InframationDeals nilai kesepakatan di sektor transportasi hanya turun 3 persen menjadi 20 persen dari total transaksi 45,62 miliar dollar AS (Rp 608,4 triliun).

"Sektor ini diprediksi akan mengalami peningkatan seiring dengan dibangunnya infrastruktur kereta api di sejumlah negara di Asia," tulis laporan tersebut.

Tren ini ditandai dengan penyelesaian pembiayaan atau financial close jalur Monorail Merah Muda sebesar 1,45 miliar dollar (Rp 19,3 triliun) dan jalur Monorail Kuning 1,37 miliar dollar AS (Rp 18,23 triliun) di Bangkok pada Oktober tahun lalu.

Ada juga pergeseran ke lebih banyak proyek public–private partnership (PPP) atau Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di sejumlah negara seperti Bangladesh, Indonesia, Filipina dan Papua Nugini.

Di Indonesia, asset-backed security (ABS) atau Efek Beragun Aset (EBA) sebesar Rp 2 triliun yang dikeluarkan oleh operator jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk tahun lalu disoroti karena cenderung menggembar-gemborkan sekuritisasi tol di seluruh wilayah.

Meski demikian, penerbitan EBA sendiri dilakukan sebagai upaya operator mengumpulkan dana untuk membiayai proyek baru.

Selain itu, pada 2017 juga terdapat kesepakatan pembiayaan bandara kecil namun nilainya cukup signifikan yang mencapai penyelesaian pembiayaan.

Bandara tersebut adalah Takamatsu yang menandai konsesi bandara ketiga di Jepang dengan nilai mencapai 45 juta dollar AS (Rp 599 miliar).

Adapun pada September, Bandara Internasional Tokyo yang dikenal sebagai Haneda mengumpulkan 1,33 miliar dollar AS (Rp 17,7 triliun) untuk perluasan terminal penumpang.

Di samping transportasi, kesepakatan sektor lingkungan juga mendapat momentum tersendiri.

Tahun lalu, sektor ini menyumbang 4 persen dari total nilai kesepakatan yang turun dari 5 persen pada 2016, namun sama dengan rata-rata global untuk sektor ini.

Sejumlah besar proyek pengolahan air dilelang di India, dimulai dengan model vaksin anuitas hibrida pertama di negara tersebut untuk perawatan limbah, diberikan pada Oktober di Haridwar dan Varanasi.

Model tersebut menyoroti pendekatan yang berbeda terhadap KPBU yang diambil di Asia.