Bukan menjadi cerita baru apabila di dalam proses reklamasi banyak nelayan direlokasi tempat tinggalnya. Dari berada di pinggir laut menjadi penghuni rusun yang tempatnya sangat jauh dari laut.
Hal ini yang kemudian menjadi perhatian Jesse Kuijper, CEO Borneo Initiative dan Daliana Suryawinata serta Florian Heinzelmann dari SHAU Architects dalam membuat konsep reklamasi bertajuk "Jakarta Jaya: The Green Manhattan."
Daliana menambahkan, di dalam pulau reklamasi berbentuk oval seluas 58 kilometer persegi tersebut, nelayan akan diberikan tempat tinggal lebih baik dari sebelumnya, yakni lebih dekat dengan laut tempat mereka mencari ikan.
Dalam desainnya, kampung nelayan ini akan berupa rumah panggung yang memungkinkan aliran udara dan pencahayaan lebih baik.
Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir juga nantinya akan diberikan zona khusus di lokasi paling strategis, sehingga industri perikanan tradisional dan baru dapat berkembang dengan baik.
Di setiap hunian akan terdapat tempat parkir untuk perahu mereka. Selain itu, taman, pusat perbelanjaan, dan promenade akan terintegrasi dengan pemukiman tersebut.
WAFX Prize merupakan penghargaan atas karya arsitektur dunia proyek masa depan berbasis tantangan yang dihadapi sebuah wilayah dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan.
Proposal yang diajukan SHAU, terpilih sebagai pemenang menyingkirkan ratusan proposal lain dari 68 negara.
https://properti.kompas.com/read/2017/11/07/123542521/dalam-konsep-reklamasi-jakarta-jaya-nelayan-tak-akan-digusur