Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Skema Pembangunan Wisma Atlet Jepang dan Indonesia Serupa

Di Kemayoran, pembangunan Wisma Atlet sudah dimulai sejak 17 Maret 2016 lalu dengan kontraktor pelaksana KSO PT Brantas Abipraya (persero)-Indulexco, PT Waskita Karya (persero) Tbk, PT Adhi Karya (persero) Tbk-PT Jaya Konstruksi Tbk-Penta, dan PT Wijaya Karya (persero) Tbk-Cakra.

Menempati area seluas 10 hektar, Wisma Atlet Kemayoran ini mencakup 7.426 unit dengan total nilai kontrak pembangunan Rp 3,4 triliun.

Kawasan Blok C2 merupakan aset milik negara atas nama Menteri Sekretariat Negara yang meliputi 3 menara sebanyak 1.932 unit. Sedangkan Blok D10 dibangun 7 menara dengan total jumlah 5.494 unit.

Sementara itu, di Jakabaring, Perum Perumnas merupakan pengembang dalam pembangunan Wisma Atlet tersebut.

Mulanya, rusunami ini berjumlah 2.748 unit. Namun karena jumlah atlet berkisar 2.000-2.500 orang dan satu unit bisa dihuni 2-3 atlet, maka jumlah unit diturunkan menjadi 1.226.

Setelah Asian Games selesai, Wisma Atlet akan beralih fungsi menjadi hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah terutama pegawai negeri sipil (PNS) yang belum memiliki rumah.

Hingga saat ini, rusun Jakabaring sudah terpesan oleh masyarakat sebanyak 817 unit atau 66 persen.

Pilihan tipenya mulai dari studio 23 meter persegi dan 2 kamar tidur seluas 33 meter persegi.

Harganya masing-masing Rp 204 juta untuk studio dan Rp 284 juta untuk unit 2 kamar tidur.

Skema mirip Jepang

Pada saat yang sama, di Tokyo, Jepang juga tengah dibangun Wisma Atlet yakni Tokyo 2020 Athlete's Village.

Hunian ini dibangun untuk memfasilitasi atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade dan Paralimpiade pada 2020 mendatang.

Hal ini dapat tercapai karena dukungan prasarana dan sarana yang berkualitas.

Sementara itu, dengan selesainya event Olimpiade dan Paralimpiade, Tokyo 2020 Athlete’s Village diharapkan menjadi warisan bagi kota Tokyo, sebagai simbol keberagaman, keberlanjutan dan gaya hidup sehat.

Wisma atlet tersebut terdiri dari 24 bangunan gedung, yakni 21 gedung tingkat menengah, 2 tower dan 1 fasilitas retail dengan jumlah total 5.682 unit.

Pembangunannya menggunakan skema kerja sama antara Pemerintah Kota Tokyo dengan konsorsium perusahaan konstruksi Jepang yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota. Konsorsium ini kemudian membangun gedung dan berbagai fasilitas lainnya.

Selama pelaksanaan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, bangunan wisma tersebut disewakan kepada Tokyo Organising Committee of Olympic and Paralympic Games (TOGOC).

TOGOC melakukan perbaikan konstruksi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan standar International Olympic Committee (IOC) dan International Paralympic Committee (IPC).

Setelah pelaksanaan Olimpiade, TOCOG akan mengembalikan kepada kondisi semula dan dikembalikan kepada konsorsium swasta yang kemudian akan menjual atau menyewakan sebagai unit perumahan.

https://properti.kompas.com/read/2017/07/15/220323421/skema-pembangunan-wisma-atlet-jepang-dan-indonesia-serupa

Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke