SALATIGA, KompasProperti - Fungsionalisasi tol-tol darurat yang masuk dalam jaringan jalan Tol Trans-Jawa telah memakan korban luka.
Kecelakaan tunggal terjadi di tol fungsional Pemalang-Batang, tepatnya di ruas wilayah Desa Sewaka, Pemalang, pada Selasa (20/6/2017).
Beruntungnya, tidak ada korban meninggal dalam insiden itu, namun sebuah mobil Honda Freed bernomor polisi B 1335 SFW jatuh ke sungai.
Berdasarkan sejumlah informasi yang didapat, mobil Freed tersebut dikemudikan oleh Marjilah, warga Jakarta Utara.
Dia melaju dari arah Jakarta, masuk melalui tol fungsional dari Brebes. Namun saat tiba di lokasi kejadian, atau sebelum jembatan besi di atas sungai kecil, mobil oleng sehingga masuk ke sungai. Mobil jatuh dalam kondisi terbalik.
Kecelakaan tersebut di atas hanyalah satu dari sekian dampak yang diprediksi beberapa pengamat bakal terjadi karena difungsikannya tol yang belum laik dilintasi.
"Namun, peringatan saya tidak digubris pemerintah. Mereka tetap pada keputusan politiknya. Padahal, fungsionalisasi tol darurat ini sangat berbahaya," tutur Darmaningtyas kepada Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com dan Otomania.com, Rabu (21/6/2017).
Namun begitu, kata Darmaningtyas, karena sudah kadung difungsikan, kendali keamanan dan keselamatan bergantung pada pengendara atau pemudik.
Jika pemudik mematuhi rambu lalu lintas, misalnya kecepatan kendaraan maksimal hanya 40 kilometer per jam, dan tidak menyalip, tidak akan terjadi kecelakaan.
"Akan tetapi, sebaiknya pengelola tol juga membuka jalan fungsional ini hanya siang hari. Sangat berbahaya jika berlaku 24 jam," ujar Darmaningtyas.
Kualitas buruk
Darmaningtyas mengungkapkan, tol darurat Pejagan-Pemalang ini tidak seluruhnya didesain sama kualitasnya.
"Ini karena pengerjaannya pada akhir-akhir sebelum tenggat fungsionalisasi yakni Senin (19/6/2017). Jadinya mutunya juga sangat buruk," imbuh Darmaningtyas.