Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fungsionalisasi Tol Darurat, Keputusan Politis yang Berbahaya

Kompas.com - 21/06/2017, 13:01 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SALATIGA, KompasProperti - Fungsionalisasi tol-tol darurat yang masuk dalam jaringan jalan Tol Trans-Jawa telah memakan korban luka.

Kecelakaan tunggal terjadi di tol fungsional Pemalang-Batang, tepatnya di ruas wilayah Desa Sewaka, Pemalang, pada Selasa (20/6/2017).

Beruntungnya, tidak ada korban meninggal dalam insiden itu, namun sebuah mobil Honda Freed bernomor polisi B 1335 SFW jatuh ke sungai.

Berdasarkan sejumlah informasi yang didapat, mobil Freed tersebut dikemudikan oleh Marjilah, warga Jakarta Utara.

Dia melaju dari arah Jakarta, masuk melalui tol fungsional dari Brebes. Namun saat tiba di lokasi kejadian, atau sebelum jembatan besi di atas sungai kecil, mobil oleng sehingga masuk ke sungai. Mobil jatuh dalam kondisi terbalik.

Kecelakaan tersebut di atas hanyalah satu dari sekian dampak yang diprediksi beberapa pengamat bakal terjadi karena difungsikannya tol yang belum laik dilintasi.

Kompas.com/Ari Himawan Suasana parking bay di JTF Pemalang-Batang, di Desa Bojong, Pekalongan, Jawa Tengah pada H-7 lebaran.
Padahal, pengamat transportasi Darmaningtyas telah mengingatkan pemerintah sebulan sebelumnya atau tepatnya 17 Mei 2017, agar tidak memfungsikan tol darurat tersebut.

"Namun, peringatan saya tidak digubris pemerintah. Mereka tetap pada keputusan politiknya. Padahal, fungsionalisasi tol darurat ini sangat berbahaya," tutur Darmaningtyas kepada Tim Merapah Trans Jawa Kompas.com dan Otomania.com, Rabu (21/6/2017).

Namun begitu, kata Darmaningtyas, karena sudah kadung difungsikan, kendali keamanan dan keselamatan bergantung pada pengendara atau pemudik.

Jika pemudik mematuhi rambu lalu lintas, misalnya kecepatan kendaraan maksimal hanya 40 kilometer per jam, dan tidak menyalip, tidak akan terjadi kecelakaan.

"Akan tetapi, sebaiknya pengelola tol juga membuka jalan fungsional ini hanya siang hari. Sangat berbahaya jika berlaku 24 jam," ujar Darmaningtyas.

Kualitas buruk

Darmaningtyas mengungkapkan, tol darurat Pejagan-Pemalang ini tidak seluruhnya didesain sama kualitasnya.

Kompas.com/ Ari Himawan Sarono Seorang pengendara sepeda motor melintas di salah satu ruas Jalan Tol Fungsional Batang-Semarang, Sabtu (17/6/2017).
Hanya di bagian depan, dan tengah jalur saja yang berkualitas cukup baik. Sementara di bagian ujung menuju Batang, kualitasnya sangat buruk.

"Ini karena pengerjaannya pada akhir-akhir sebelum tenggat fungsionalisasi yakni Senin (19/6/2017). Jadinya mutunya juga sangat buruk," imbuh Darmaningtyas.

Sejatinya, tol fungsional sepanjang 110 kilometer yang membentang dari Brebes Timur hingga Gringsing tersebut merupakan tol sementara. 

Pasalnya, usai balik Lebaran 2017, jalur ini akan dihancurkan untuk dibangun kembali dengan struktur yang lebih permanen.

"Selain itu, Jalan Tol Pejagan-Pemalang juga dirancang untuk memecah kemacetan yang terjadi di Brebes Timur," tambah Darmaningtyas.

Dengan dioperasikannya tol yang dimiliki PT Pejagan Pemalang Toll Road ini, pintu keluar bertambah variatif yakni Beji, Bojong, dan Kandeman, sehingga bisa memecah kepadatan arus kendaraan.

GARRY ANDREW LOTULUNG/Kompas.com Tampak kondisi fisik ruas Tol Pejagan-Pemalang, terdiri dari satu jalur yang dibuat dua lajur. Ditandai dengan marka jalan berwarna kuning.
Darmaningtyas juga mengimbau pemerintah untuk menjaga empat jembatan layang atau fly over yang barusa saja rampung pembangunannya.

"Jangan sampai jembatan layang ini kelebihan muatan juga. Harus dijaga supaya tidak ada penumpukan kendaraan karena sangat membahayakan. Umur jembatan ini juga toh masih baru," kata Darmaningtyas,

Sementara Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit menilai, di satu sisi, rencana pemerintah mengoperasikan ruas tol darurat selama 24 jam cukup berbahaya.

Ada beberapa hal yang menyebabkan pengoperasian tol darurat selama 24 jam berbahaya. Pertama, dari sisi infrastruktur, meski sudah dapat dilalui namun kondisi jalan belum sempuran.

Hal itu disebabkan bahu jalan yang belum dilapisi apa pun.

"Kalau badan jalan kan itu memang sudah ada perkerasan," kata dia.

Secara umum, kondisi jalan tol darurat hanya dilapisi beton tipis atau lean concrete setebal 10 sentimeter.

GARRY ANDREW LOTULUNG/Kompas.com Tempat Istirahat atau rest area di ruas tol Pejagan-Pemalang Seksi 3-4.
Sedangkan, di sisi kiri dan kanan masih didominasi dengan tanah yang berpotensi menimbulkan debu bila kendaraan melewatinya.

Persoalan lain yaitu belum rampungnya sejumlah pekerjaan proyek, seperti pembuatan saluran drainase. Hal itu berbahaya bagi siapa pun yang hendak melaluinya.

"Kalau ada yang melewati bahu jalan, terus terlalu ke pinggir, kan bisa terperosok," kata dia.

Untuk diketahui, sebagian ruas dari jaringan Jalan Tol Trans-Jawa dibuka darurat pada musim Lebaran 2017 ini. Jalan tersebut akan dibuka selama 24 jam, namun belum sepenuhnya.

Dari panjang 337 kilometer, 110 kilometer di antaranya akan difungsikan 24 jam nonstop. Ruas tersebut terbentang mulai dari Brebes Timur hingga Semarang.

Sedangkan, fungsionalisasi 227 kilometer lainnya selama 24 jam masih dikaji. Ruas itu dimulai dari Semarang hingga Surabaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Berita
Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Berita
Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com