Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan TOD Harus Terpadu

Kompas.com - 18/06/2017, 20:16 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Kian marak pengembang yang menyematkan kawasan berbasis transit oriented development (TOD) pada proyek propertinya.

Padahal hingga saat ini belum ada aturan baku atau legalitas dari pemerintah terhadap panduan pengembangan TOD ini.

Jika mengacu berbagai negara atau kota-kota di dunia, ada berbagai definisi TOD itu sendiri. Namun, menurut Managing Partner Strategic Advisory Group Coldwell Banker Commercial Indonesia Tommy H. Bastamy, ada kemiripan dari TOD yang berkembang di kota-kota besar dunia, yaitu bersifat terpadu atau mixed use.

"TOD itu proyeknya mixed use. Jadi tidak single sector. Kalau jumlahnya bisa banyak, bisa sedikit," ujar Tommy saat Urban Dialogue: Peran Sektor Properti dalam Pembangunan TOD, di Jakarta, Jumat (16/5/2017).

Pada kenyataannya, pertumbuhan sektor properti TOD lebih banyak dari sisi hunian vertikal atau apartemen saja.

Hal tersebut terlihat dari beberapa proyek yang dipasarkan pengembang di dekat stasiun-stasiun di Jakarta, jenisnya adalah apartemen.

Menurut Tommy, perlu ada jenis properti lain yang bervariasi untuk membuat suatu kawasan tumbuh dan bisa didefinisikan sebagai TOD.

"Yang paling signifikan tumbuh memang apartemen belum di ritel, hotel, bahkan perkantoran. Kalau diurutkan yang paling banyak dikembangkan di TOD memang pertama apartemen, kemudian ritel, hotel, dan perkantoran," sebut Tommy.

Selain itu, tutur dia, kekurangan lainnya dalam pengembangan properti berbasis TOD saat ini adalah tidak adanya integrasi dengan transportasi publik itu sendiri.

Di satu sisi, pengembang sangat mengandalkan dan bergantung pada transportasi publik dalam pemasarannya kepada masyarakat. Dalam arti, transportasi publik ini menjadi gimmick untuk menarik minat pembeli.

"Karena tidak terintegrasi, jadi sebenarnya hanya sekadar dekat saja (ke transportasi publik)," tutur Tommy.

Tidak hanya dari sisi keberagaman jenis properti, imbuh Tommy, yang dimaksud TOD sebenarnya adalah dalam satu kawasan, terdapat multi moda transportasi.

Meski demikian, saat ini yang banyak digembor-gemborkan pengembang adalah proyeknya hanya mengandalkan satu moda transportasi saja, misalnya kereta komuter atau bus Transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Disiapkan buat Jalur Mudik Lebaran, Ini Progres Tol Palembang-Betung

Berita
Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Penjelasan Nusron soal Kontroversi Pembatalan Sertifikat Milik Aguan di Laut Tangerang

Berita
Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Sertifikat Elektronik Dianggap Tak Aman, Nusron: Sistem Keamanannya Berlapis

Berita
Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Terkendala Cuaca dan Material, Bendungan Meninting Kelar Maret 2025

Berita
Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Mal Terbesar di Timur Bekasi, Living World Grand Wisata Resmi Dibuka

Ritel
Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Tanah Eks BLBI Karawaci Mau Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah

Berita
Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Nusron Bantah Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut, Ini Penjelasannya

Berita
Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Revitalisasi Stadion Maguwoharjo Diklaim Sesuai Standar PSSI dan FIFA

Fasilitas
Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Menurut Fengsui, Ini Cara yang Tepat Menempatkan Jam Dinding di Rumah

Tips
Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Klarifikasi Nusron Wahid: Tidak Benar Sertifikat Milik Aguan Batal Dicabut

Berita
Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Pilihan Rumah Subsidi di Pekalongan: Mulai Rp 130 Juta

Perumahan
Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Cocok untuk Milenial dan Gen Z, Springhill Yume Green Tawarkan Hunian Modern dan Terjangkau

Hunian
Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Rumah Impian di Kabupaten Brebes, Harga Tak Sampai Rp 200 Juta

Perumahan
Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Hingga Februari 2025, Konstruksi Tol Probolinggo-Besuki 75,53 Persen

Berita
Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Pengembang Pusing, Isu Pemberian Rumah Gratis Bikin Akad KPR Tertunda

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau