Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okupansi Hotel Tertinggi Saat Lebaran Tidak Sampai 100 Persen

Kompas.com - 12/06/2017, 23:45 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KompasProperti - Situasi bisnis perhotelan saat ini kurang baik, mengingat jumlah pengunjung tidak sebanding dengan pasokan kamar.

Bahkan, pada masa-masa libur panjang atau peak season seperti Lebaran, hotel tidak selalu terpesan penuh.

"Dari waktu ke waktu, kenaikannya ngga begitu signifikan. Mungkin kalau sebelum 2015 okupansi bisa 100 persen (saat peak season). Sekarang paling 90-an persen pada waktu puncak libur," ujar Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani saat acara Buka Puasa Bersama APINDO & PHRI, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (12/6/2017).

Saat ini, pasokan kamar hotel yang ada, baik hotel bintang maupun non-bintang mencapai 530.000 kamar. Sedangkan tingkat okupansi hanya berkisar 50-55 persen secara nasional.

Padahal, kata Hariyadi, parameter bisnis hotel yang sehat itu ketika rata-rata okupansi di atas 60 persen.

Ia menambahkan, seperti bisnis lainnya, sektor perhotelan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kalau ekonomi bagus, orang banyak bepergian dan menginap. Sekarang ekonomi saat ini juga stuck dan membuat daya beli masyarakat kurang," tutur Hariyadi.

Untuk meningkatkan permintaan kamar hotel, imbuh dia, PHRI tengah bekerja sama dengan pihak terkait, yaitu Kementerian Pariwisata.

Tujuannya, antara lain mengubah strategi yang sebelumnya penguatan merek "Wonderful Indonesia", menjadi program pemasaran atau penjualan "Visit Wonderful Indonesia".

Dengan begitu, ia berharap, target pemerintah sebanyak 20 juta wisatawan mancanegara dapat tercapai.

Efek domino dari pemenuhan target ini, destinasi wisata ramai dan hotel-hotel juga penuh pengunjung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com