Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulkan Boyolali Jadi Ibu Kota Negara, Seno Siapkan Perubahan RTRW

Kompas.com - 29/04/2017, 17:23 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KompasProperti - Bupati Boyolali Seno Samudro mengusulkan Kabupaten Boyolali sebagai lokasi pemindahan ibu kota Negara pengganti Jakarta.

Nantinya, lokasi yang dipilih yaitu di sekitar tempat lahir Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

Jika wacana relokasi ibu kota Negara positif dilakukan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali akan menyiapkan perubahan Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTWR).

Seno mengatakan, lokasi yang dipilih sangat aman dari bencana, jauh dari erupsi Gunung Merapi.

Kondisinya saat ini masih berupa hutan, tegalan, dan sepi dari permukiman penduduk.

"Itu masih jauh dari Merapi, itu aman dengan kajian (RTRW) lebih bisa lebih sip," kata Seno, usai berbicara mengenai Tata Kelola Kota di Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, kepada KompasProperti, Sabtu (29/4/2017).

Seno mengaku telah menyiapkan lahan di 10 kecamatan di Boyolali untuk wacana pemindahan itu. Nantinya, Kabupaten Boyolali akan menyiapkan akses khusus.

Kawasan itu dikelilingi empat bandara, serta tersambung dengan jaringan jalan tol Trans-Jawa.

"Lokasinya di ujung runway Bandara Adi Soemarmo ada desa namanya Giriroto. Di situ presiden dilahirkan. Jadi usulan itu sudah sampai di Presiden, dan kata Presiden, 'saya akan hitung pro dan kontranya," ujar bupati alumnus Sastra Perancis Universitas Gadjahmada (UGM) Yogyakarta tersebut.

Seno menghitung, untuk realisasi pemindahan itu, setidaknya butuh dana Rp 20 triliun. Termasuk untuk membangun fasilitas pendukung.

Dana persiapan sebesar itu dianggap Seno sangat murah untuk pemindahan ibu kota. Dia pun membandingkan dengan relokasi Bonn ke Berlin.

"Harga segitu murah jika dibandingkan yang dilakukan Jerman dari Bonn pindah ke Berlin. Lokasi (Giriroto) masih sepi itu masih hutan dan tegalan, masih sangat luas," kata dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau