MALANG, KOMPAS.com - Tak ada yang mengira, belia bertubuh gempal ini adalah pengembang properti.
Betapa tidak, pemuda ini masih duduk di semester ketujuh Jurusan Bisnis Internasional, Universitas Brawijaya Malang. Usianya pun masih 22 tahun.
Kompas.com sempat terkecoh, dan menganggapnya sebagai anak magang di sebuah perusahaan pemasaran.
Namun, ketika terlibat dalam perbincangan lebih jauh dengan Nuaim bin Zahir, nama pemuda itu, ternyata sedang menawarkan proyek perumahan yang dia kembangkan sendiri.
Alhasil, obrolan pada sore yang basah di Malang Town Square, Sabtu (10/12/2016), berlangsung seru, dan berbobot.
Dengan antusias, Zahir, sapaan karibnya, mengisahkan persentuhan awalnya di bisnis properti.
"Saya tidak ingin masa muda dihabiskan begitu saja tanpa karya. Saya justru ingin memulai dengan membangun dan menjual rumah. Kebetulan, Adam, teman ayah yang seorang warga negara Inggris, mendukung saya," kata dia.
Saat hasratnya diutarakan kepada keluarganya, sang ayah langsung menyetujuinya. Hanya, untuk meminimalisasi risiko, Zahir disarankan cukup mengelola saja.
Tak patah semangat, Zahir pun mencoba menjelaskan ide-ide besarnya. Terlebih, Adam, sudah memberikan komitmen untuk menginvestasikan uangnya guna dikelola oleh Zahir.
Proyek perdana bertajuk Zahir Houses ini dibangun pada Juni 2016. Ada dua tipe yang ditawarkan yakni tipe 116/110, dan tipe 113/111. Dua-duanya merupakan rumah dua lantai.
Tipe pertama terdiri dari 3 kamar tidur, dan 3 kamar mandi. Sedangkan tipe kedua berisi 4 kamar tidur, dan 4 kamar mandi.
"Harganya sangat kompetitif jika dibandingkan rumah sejenis yang ditawarkan pengembang lain yakni Rp 980 juta per unit," kata Zahir.
Harga tersebut, tambah dia, sudah termasuk biaya IMB, PDAM, listrik 2.200 watt, Sertifikat Hak Milik (SHM), Bea Balik Nama, dan BPHTB.
Di antara waktu kuliahnya yang padat, pehobi menembak dengan air rifle ini rajin menawarkan Zahir Houses kepada dosen, orang tua teman, dan warga Malang lainnya saat acara car free day.