SALATIGA, KOMPAS.com - Kendati kondisi aktual jalur mudik alternatif Tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga terus digenjot pembangunannya, namun fungsionalisasinya akan sangat bergantung pada kondisi di jalur utama Semarang-Solo.
"Selain itu, juga bergantung pada rekomendasi Kepolisian Resor Semarang," ujar Manajer Proyek Tol Semarang-Solo seksi III Bawen-Salatiga, Indriyono Darmawan, kepada Kompas.com, Minggu (26/6/2016).
Indriyono menjelaskan, saat ini, progres jalur mudik alternatif ruas Bawen-Salatiga berupa wet lean concrete (WLC) sudah mencapai 98 persen.
"Insya allah nanti malam (Minggu malam, red) rampung, sehingga pada saat H-7 Lebaran sudah bisa difungsikan. Tetapi, ruas jalan ini hanya akan berfungsi pada pukul 06.00 WIB pagi hingga 17.00 WIB sore," tutur Indriyono.
Dia menambahkan, belum maksimalnya fungsionalisasi ruas Bawen-Salatiga karena faktor geometrik yang ada saat ini dan minimnya penerangan jalan.
"Kami sarankan bagi pemudik untuk ekstra hati-hati dan waspada melintasi ruas ini," himbau Indriyono.
Ruas Bawen-Salatiga dirancang sepanjang 17,5 kilometer, dan dimulai dari Simpang Susun Bawen yang sudah dioperasikan serta berakhir di pintu keluar daerah Tingkir, Salatiga.
Hingga Minggu (26/6/2016), progres ruas Bawen-Salatiga secara keseluruhan baru mencapai 47,5 persen. Artinya, bisa dikatakan jalan tol ini belum sepenuhnya rampung.
Pengadaan lahan, menjadi sebab utama pembangunan ruas jalan ini tidak sesuai jadwal yang ditetapkan.
Menurut Indriyono, lahan yang diterima PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola, pada 2015 lalu sekitar 60 persen dan masih dalam kondisi spot-spot terpisah. Hal ini menjadikan lahan kerja yang bisa digarap atau dimanfaatkan hanya 45 persen.
Kemudian pada akhir Desember 2015, TMJ menerima tambahan lahan signifikan. Tetapi, saat itu merupakan musim hujan dengan intensitas curah tinggi, sehingga Januari hingga Juni 2016 pekerjaan terkendala.
"Meski begitu, kami terus kebut pembangunannya sesuai target Kementerian PUPR agar tahun ini bisa sepenuhnya beroperasi," sebut Indriyono.