KOMPAS.com – Bandara Internasional Soekarno-Hatta hingga akhir 2015 masih menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia. Lebih dari 54 juta orang berlalu lalang di bandara ini pada 2015, menurut data Dewan Bandara Internasional (ACI).
Bukan hal mengherankan bila pada pukul 04.00 WIB, orang dengan setelan jas dan koper dorong sudah hilir mudik di bandara ini. Belum lagi rombongan keluarga yang duduk manis di ruang tunggu keberangkatan.
Pada 2011, riset penerbangan CAPA- Center for Aviation bahkan menempatkan Bandara Internasional Soekarno Hatta sebagai pemilik rata-rata pertumbuhan tertinggi penumpang pesawat, yaitu 19,4 persen per tahun.
Karenanya, bahkan Presiden Joko Widodo pun sampai berkomentar soal pengembangan bandara ini. "Dari sisi kapasitas, memang bandara ini kurang, sangat kurang," ujar Presiden saat melakukan inspeksi mendadak ke kawasan Bandara, Rabu (11/5/2016).
Selain meminta pembenahan Terminal 3 segera dirampungkan, Presiden meminta ada rencana baru untuk terminal-terminal selanjutnya. “Sudah ada (Terminal) Satu, sudah ada Dua, ini Ketiga, harus langsung menuju Keempat," tegas Presiden.
Grand design bandara
Pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta merupakan bagian dari grand design pengembangan bandara internasional ini. Rencananya, seluruh proyek pengembangan akan rampung pada 2017.
Khusus untuk pengembangan Terminal 3, ada modifikasi besar-besaran. Bangunan terminal ini didominasi oleh kaca dan pilar-pilar besar di dalamnya.
Akses di dalam terminal juga terbagi menjadi dua jalur, yaitu lewat atas dan bawah. Jalur atas digunakan sebagai tempat keberangkatan, sedangkan jalur bawah dipakai sebagai tempat kedatangan penumpang.
Berbeda dengan terminal-terminal sebelumnya, terminal akan didesain khusus dengan mengangkat tema “Art and Cultural” yang melibatkan sejumlah seniman ternama dalam pengaturan dekorasi. (Baca: Metamorfosis Bandara Internasional Soekarno-Hatta).
Rencananya, akan ada pula perbaikan akses menuju bandara dengan pembukaan akses kereta api. Dengan itu, penumpang ke bandara dengan naik kereta rel listrik (KRL) commuter line yang terkoneksi dengan KRL Commuter Jabodetabek, kereta api ekspres jarak jauh, atau bus.
Untuk perpindahan penumpang di dalam kawasan bandara, bakal disiapkan Automatic People Mover System (APMS) yang menyerupai kereta ringan. Tiap bangunan di bandara kelak akan terhubung. Targetnya, integrated building rampung sebelum pelaksanaan Sea Games pada 2018.
Pengembangan kawasan