Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Suap Menyuap dalam Bisnis Properti Itu Lumrah Terjadi"

Kompas.com - 09/05/2016, 22:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penangkapan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap petinggi PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) Ariesman Widjaja beberapa waktu lalu, diikuti dengan pencekalan Chairman Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma, dan Chairman PT Paramount Enterprise International Eddy Sindoro mengejutkan banyak pihak.

Pasalnya, ketiga perusahaan properti tersebut termasuk raksasa dan masuk jajaran pengembang besar. Rekam jejaknya juga bisa ditelusuri pada proyek-proyek besar di Jadebotabek maupun luar Pulau Jawa.

Namun, terlibatnya mereka dalam kasus dugaan suap tersebut dinilai biasa saja oleh Ketua Lembaga Hukum Properti Indonesia, Erwin Kallo. 

Bahkan, Erwin menganggap praktek suap menyuap merupakan hal yang lumrah terjadi demi memuluskan bisnis para pengembang.

"Saya sih melihat itu biasa saja ya. Karena memang nggak mungkin ada proyek properti tanpa suap. Suap menyuap dalam bisnis properti lumrah terjadi," kata Erwin, kepada Kompas.com, Sabtu (7/5/2016).

Menurut Erwin, suap menyuap dalam pembangunan proyek properti lumrah terjadi karena kalau tidak begitu maka proyek tersebut tidak bisa berjalan.

Kendati begitu, proses suap menyuap itu bukan semata-mata salah pengembang tetapi juga ikut andilnya berbagai institusi yang terlibat perihal perizinan pembangunan proyek properti.

"Karena begini, itu bukan salah pengembang juga karena kita urus surat keterangan tidak sengketa di kelurahan aja sudah pakai suap kok, sudah dimintain duit," tambah Erwin.

Perilaku suap, lanjut Erwin, tak terlepas dari banyak dan ribetnya perizinan yang mesti diurus oleh pengembang.

Dia mencontohkan, mulai dari pembebasan lahan, sertifikasi tanah, sampai Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pun para pengembang sudah dikenakan pungutan liar (pungli).

"Kalau Anda tidak mau menjalankan itu ya tidak bakal jalan proyeknya. Anda mau urus IMB, bayar, dan mana ada yang nggak bayar di Republik ini," tambahnya.

Berkaitan dengan kerja KPK yang menangkap dan mencekal bos-bos pengembang, Erwin menyatakan bahwa hal tersebut terjadi lantaran mereka tengah tidak beruntung.

"Tapi kalau dibilang fenomena pengembang ditangkap KPK ya apes aja itu karena semuanya juga begitu kok. Jadi munafik aja kalau pengembang tidak melakukan suap," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com