JAKARTA, KOMPAs.com - Selain PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) dan KSO Ciputra Yasmin, Agung Sedayu Group (ASG) juga menggunakan jasa perusahaan konsultan reklamasi Belanda.
Baca: Ada Belanda di Balik Reklamasi Pluit City dan CPI
Melalui PT Kapuk Naga Indah, mereka menggandeng Witteveen+Bos untuk studi reklamasi pulau C, D, dan E yang merupakan bagian dari 17 pulau buatan di Pantai Utara Jakarta.
Proyek pengembangan lahan tersebut mencakup total luas bidang sekitar 800 hektar. Batas utara ketiga pulau tersebut berada pada kedalaman air 8 meter.
Menurut situs DutchWaterSector, ketiga pulau tersebut akan dibangun sebagai polder di atas lapisan tanah bawah yang sangat lunak.
Polder adalah daerah dataran rendah yang dikelilingi oleh tanggul dengan sistem drainase yang terdiri dari saluran air permukaan dan bawah permukaan, kolam penampung dan sistem pompa.
Proyek ini terdiri dari reklamasi pasir sebanyak 57 juta meter kubik untuk konstruksi tanggul dan daerah polder.
Tanggul tersebut dilindungi oleh beberapa lapis batuan untuk menjamin umur pakai sekurang-kurangnya 50 tahun.
Adapun tinggi permukaan tanah di ketiga polder ini akan setara dengan tinggi permukaan laut, sedangkan tanggul dibangun hingga tinggi permukaan antara 3 dan 6 meter di atas permukaan laut.
Proyek pengembangan lahan PT Kapuk Naga Indah merupakan bagian dari program pengembangan lahan yang membentang di sepanjang pesisir Jakarta ke arah barat, di sebelah utara Banten.
Tak disebutkan angka kontrak kerjasama dengan PT Kapuk Naga Indah ini. Namun, yang pasti, seperti tercantum dalam laman resminya, Wetteveen+Bos memberikan layanan kepada PT Kapuk Naga Indah berupa studi pemodelan untuk menentukan dampak hidrolik dan morfologis, logistik pasir dan dampak tsunami.
Studi dampak hidrolik dan morfologis berfokus pada efek konstruksi pulau tersebut pada arus keluar sungai dan kanal yang dekat dengan bakal pulau tersebut.
Arus keluar sungai dan kanal ini tidak boleh terhalang oleh pembangunan baru, yang disebut efek backwater. Selain itu, perhitungan dilakukan terhadap kemungkinan sedimentasi dan erosi di dekat ketiga pulau tersebut.
Studi pasir (logistik) dilakukan untuk menentukan dampaknya pada waktu, biaya dan kualitas berbagai kemungkinan daerah pinjaman pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan reklamasi.
Sementara studi tsunami dilakukan untuk menentukan kemungkinan dan dampak gelombang tsunami yang tiba di lokasi pengembangan PT Kapuk Naga Indah.
Witteveen+Bos telah terlibat dalam program pengembangan lahan untuk Jakarta Utara selama hampir 25 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.