Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reklamasi 800 Hektar, Agung Sedayu Juga Gandeng Perusahaan Belanda

Kompas.com - 08/04/2016, 23:09 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAs.com - Selain PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) dan KSO Ciputra Yasmin, Agung Sedayu Group (ASG) juga menggunakan jasa perusahaan konsultan reklamasi Belanda. 

Baca: Ada Belanda di Balik Reklamasi Pluit City dan CPI

Melalui PT Kapuk Naga Indah, mereka menggandeng Witteveen+Bos untuk studi reklamasi pulau C, D, dan E yang merupakan bagian dari 17 pulau buatan di Pantai Utara Jakarta.

Proyek pengembangan lahan tersebut mencakup total luas bidang sekitar 800 hektar. Batas utara ketiga pulau tersebut berada pada kedalaman air 8 meter.

Menurut situs DutchWaterSector, ketiga pulau tersebut akan dibangun sebagai polder di atas lapisan tanah bawah yang sangat lunak.

Polder adalah daerah dataran rendah yang dikelilingi oleh tanggul dengan sistem drainase yang terdiri dari saluran air permukaan dan bawah permukaan, kolam penampung dan sistem pompa.

Proyek ini terdiri dari reklamasi pasir sebanyak 57 juta meter kubik untuk konstruksi tanggul dan daerah polder.

Tanggul tersebut dilindungi oleh beberapa lapis batuan untuk menjamin umur pakai sekurang-kurangnya 50 tahun.

Adapun tinggi permukaan tanah di ketiga polder ini akan setara dengan tinggi permukaan laut, sedangkan tanggul dibangun hingga tinggi permukaan antara 3 dan 6 meter di atas permukaan laut.

Proyek pengembangan lahan PT Kapuk Naga Indah merupakan bagian dari program pengembangan lahan yang membentang di sepanjang pesisir Jakarta ke arah barat, di sebelah utara Banten.

Tak disebutkan angka kontrak kerjasama dengan PT Kapuk Naga Indah ini. Namun, yang pasti, seperti tercantum dalam laman resminya, Wetteveen+Bos memberikan layanan kepada PT Kapuk Naga Indah berupa studi pemodelan untuk menentukan dampak hidrolik dan morfologis, logistik pasir dan dampak tsunami.

Studi dampak hidrolik dan morfologis berfokus pada efek konstruksi pulau tersebut pada arus keluar sungai dan kanal yang dekat dengan bakal pulau tersebut.

Arus keluar sungai dan kanal ini tidak boleh terhalang oleh pembangunan baru, yang disebut efek backwater. Selain itu, perhitungan dilakukan terhadap kemungkinan sedimentasi dan erosi di dekat ketiga pulau tersebut.

Studi pasir (logistik) dilakukan untuk menentukan dampaknya pada waktu, biaya dan kualitas berbagai kemungkinan daerah pinjaman pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan reklamasi.

Sementara studi tsunami dilakukan untuk menentukan kemungkinan dan dampak gelombang tsunami yang tiba di lokasi pengembangan PT Kapuk Naga Indah.

Witteveen+Bos telah terlibat dalam program pengembangan lahan untuk Jakarta Utara selama hampir 25 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau