Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Kasus Suap APLN, Konsumen Akan Lebih Teliti

Kompas.com - 07/04/2016, 09:44 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus suap yang menjerat Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), Ariesman Widjaja, Sabtu (2/4/2016) dianggap memengaruhi perilaku masyarakat dalam membeli properti.

Jika biasanya sebelum membeli properti orang hanya melihat dari lokasi, harga, dan akses, maka setelah kasus tersebut mereka akan memikirkan izin pembangunannya.

"Pembeli akan lebih teliti lagi dalam meihat izin pembangunan properti yang akan mereka beli," ucap Head of Advisory Jones Lang LaSalle (JLL), Vivin Harsanto, di Jakarta, Rabu (6/4/2016).

Selain itu, Vivin juga menambahkan para pembeli properti saat ini sudah lebih cerdas untuk melihat ketepatan waktu pengembang dalam membangun dan mengurus izin pembangunannya.

Satu hal lainnya yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian properti adalah tingkat kepercayaan konsumen, meski hal itu tidaklah terlalu besar.

"Dugaan kita, dampak pasti ada tapi sangat amat kecil. Meskipun menyangkut pengembang besar, kasus itu spesifik ke satu area saja," ujar Country Manager Rumah123.com Indonesia Ignatius Untung kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (5/4/2016).

Area yang dimaksud adalah wilayah Teluk Jakarta. Ariesman diduga menyuap Sanusi dalam rangka memuluskan proyek reklamasi di utara Jakarta tersebut.

Ignatius memprediksi, dampak korupsi ini mungkin hanya akan terjadi pada proyek reklamasi tersebut. Sementara daerah lainnya, kepercayaan konsumen tidak terlalu besar terpengaruh.

Selain itu, ia juga melihat pengembang yang tersangkut kasus tersebut, dalam hal ini APLN memiliki banyak proyek di lokasi lainnya.

Namun, ia tidak melihat bahwa korupsi tersebut akan memengaruhi proyek lainnya. "Memang ada istilah gara-gara hal kecil, semua proyeknya hancur. Tapi, orang Indonesia pemaaf kok," jelas Ignatius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com