Sepanjang empat hari pameran, jumlah transaksi yang terbukukan mencapai angka 325 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 4,3 triliun.
Peningkatan itu didorong banyaknya perusahaan yang terlibat dalam pameran, yakni 512 perusahaan. Sementara pada IFEX 2015 hanya melibatkan 470 perusahaan.
"Kalau pameran di luar negeri cuma bisa 30 sampai 50 perusahaan saja, tapi di IFEX bisa lebih dari 500 perusahaan," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), Abdul Sobur, di JIEXPO Kemayoran, Senin (14/3/2016).
Minimnya perusahaan yang terlibat ketika pameran di luar negeri diakui Sobur terkendala masalah biaya. Menurutnya, harga ruang pameran di mancanegara sangat mahal.
Tak cukup di situ, biaya transportasi juga demikian tinggi, sehingga cukup membebani calon peserta pameran.
Selain nilai transaksi yang didorong banyaknya perusahaan partisipan, peningkatan juga terjadi dalam hal jumlah pembeli (buyers) selama pameran.
"Kami melihat antusiasme buyers cukup tinggi terhadap pameran ini. Berdasarkan catatan kami, sampai dengan siang ini IFEX 2016 telah berhasil menarik lebih dari 9.000 buyers. Sedangkan tahun laIu 8.596 pembeli," ucap Direktur Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung.
Pencapaian ini di luar prediksi Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) yang hanya menyebut angka 8.000 pembeli lokal dan international.
"Sebanyak 50 persen dari 90.000 pembeli itu dari dalam negeri. Sisanya pembeli asing," pungkas Sobur.