Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Singapura Mulai Merangsek Serpong

Kompas.com - 07/03/2016, 22:11 WIB
M Latief

Penulis

SERPONG, KOMPAS.com - Kemitraan asing dengan lokal bisa mendekati selera konsumen. Jika dikombinasikan dengan pemahaman mitra lokal akan kesukaan pasar, kualitas produk yang bagus akan lebih memudahkan sebuah proyek diterima konsumennya.

Demikian dikatakan Presiden Direktur PT Brewin Mesa Development Bill Cheng, Senin (7/3/2016), menanggapi upayanya merangsek pasar apartemen di Alam Sutera, Serpong, Tangerang, Banten. Pengembang properti berbasis di Singapura itu memang sedang merancang proyek di Serpong sebanyak 496 unit apartemen.

Dia menjelaskan, proyek hunian vertikal yang digarapnya itu meliputi dua menara berketinggian 38 lantai. Tipe apartemennya terdiri dari 1 bedroom, 2 bedroom, dan 3 bedroom. Harganya dibanderol Rp 1,3 miliar sampai Rp 3 miliar per unit sesuai tipenya.

"Kami ingin meningkatkan standar pengembangan realestat di Indonesia lewat pengintegrasian konsep pembangunan internasional terbaru dengan selera dan tradisi lokal. Cara itu untuk menciptakan landmark yang relevan dan menginspirasi pertumbuhan perkotaan," ujar Bill.

Head of Research Savils Indonesia, Anton Sitorus, sebelumnya pernah mengatakan bahwa terkait wilayah Serpong yang banyak diminati pengembang asing adalah realisasi dari rencana tahun-tahun sebelumnya. Sejumlah proyek properti besutan pengembang asing belakangan memang mulai direalisasikan. Salah satunya proyek hunian vertikal yang diusung oleh Brewin Mesa itu.

"Kualitas dan teknologi dari pengembang properti asal Singapura, Hong Kong, Jepang, dan Korea cukup bagus. Mereka akan terbantu jika bermitra dengan pengembang lokal ketika masuk Indonesia," ujarnya.

Adapun Brewin Mesa berencana mengembangkan proyek propertinya di kawasan Alam Sutera itu senilai Rp 1,3 triliun. Luas bangunannya mencapai 90.000 meter persegi di atas lahan seluas 8.500 meter persegi (m2). Proyek tersebut ditargetkan rampung pada 2018.

"Kami berinvestasi untuk jangka panjang di sini, karena Indonesia punya potensi pasar yang besar dilihat dari demografi dan jumlah penduduknya," kata Bill.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau