JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku kecewa terhadap kinerja PT Pembangunan Kota Tua Jakarta atau Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC) dalam merevitalisasi kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
"JOTRC enggak kerja juga. Mereka cuma perbaiki gedung-gedung dia (gedung yang jadi tanggung jawab JOTRC). Progress bertahun-tahun hanya (revitalisasi) satu dua gedung," kata Basuki yang karib disapa Ahok, di Balai Kota, Rabu (27/1/2016).
Kekecewaan Ahok mudah dipahami. Menurut pemerhati kota dan arsitek Prada Tata Internasional (PTI) yang juga pengurus Badan Pelestarian Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Aditya W Fitrianto, kawasan Kota Tua adalah cikal bakal perjalanan Kota Jakarta.
Sayang dalam perkembangannya kini, kata Aditya, kawasan Kota Tua menjadi kurang terlihat sehebat masa lalunya sebagai Kota Batavia.
Untuk lebih memahami apa dan bagaimana perkembangan Kota Tua, Aditya menuliskannya dalam tulisan berikut ini:
Kota dalam Tembok
Kawasan Kota Tua berawal dari area di dalam tembok kota yang dulu sempat memagari Kota Batavia. Meski tidak pernah benar-benar melindungi dari serangan musuh, tipologi bentuk kota seperti ini memang lazim terdapat di kota-kota di Eropa.
Sebagai sebuah kawasan sisa kota lama, Kota Tua terbilang unik. Karena di sini kita dapat melihat dan mengalami perjalanan panjang sebuah ‘kota’ sejak abad 17 hingga akhir tengah abad 20.