Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Profil Konsumen Properti di Bogor, Tangerang dan Bekasi

Kompas.com - 03/02/2016, 22:00 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wilayah penyangga Ibu Kota seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang adalah "ladang" investasi pilihan yang semakin menarik minat konsumen.

Namun, seperti apa konsumen yang membeli properti di ketiga wilayah tersebut? Apakah mereka berasal dari strata bawah, menengah, atau atas?

Prinsipal Li Realty, Ali Hanafia, menjelaskan, baik Bogor, Bekasi, dan Tangerang (khususnya Serpong) memiliki profil pembeli hampir sama kendati ada perbedaan pada jenis pekerjaannya.

"Banyak pembeli di sana, sekitar 70 persen sampai 80 persennya itu end user yang datang dari daerah atau relokasi dari Jakarta," ujar Ali kepada Kompas.com, Rabu (3/2/2016).

Ali menambahkan, untuk wilayah Bekasi, pasarnya didominasi oleh mereka yang bekerja di kawasan industri seperti Cikarang, Cibitung, dan Karawang. Rentang usia 25 tahun hingga 30 tahun atau usia produktif.

Sementara Bogor lebih didominasi para pekerja yang menjadi pegawai negeri sipil (PNS) lokal.

Dok Gading Development Pengembang optimistis pasar apartemen di kawasan Ciputat sangat tinggi mengingat perbaikan infrastruktur terus dilakukan di kawasan itu, seperti relokasi stasiun bus antarkota, pembangunan MRT (Mass Rapid Transportation) koridor I yaitu Lebak Bulus–Bundaran Hotel Indonesia, dan rencana pembangunan tol JORR 2 penghubung Jagorawi-Cinere–Serpong.
Wilayah Serpong yang notabene dekat dengan Jakarta dan dihubungkan langsung oleh Tol Jakarta-Serpong merupakan pebisnis mapan di sektor jasa perdagangan. Namun, tak kalah banyak juga adalah karyawan yang bekerja di Jakarta.

"Saat ini, karakter konsumen yang meminati properti Serpong adalah kelas menengah atas. Ini karena harganya sudah sangat tinggi. Untuk harga lahan saja tembus Rp 15 juta-Rp 25 juta per meter persegi," tutur Ali.

Menurut dia, Serpong dengan masyarakat menengah ke atasnya memiliki rentang harga apartemen atau rumah Rp 1 miliar ke atas atau bahkan menyentuh angka Rp 2 miliar.

Sedangkan Bogor, dan Bekasi diminati konsumen kelas menengah-menengah dan menengah ke bawah. Lagi-lagi dipengaruhi oleh harga properti, dan tentunya kelengkapan fasilitas, infrastruktur dan sarana penunjang perkotaan.

"Untuk Bekasi dan Bogor, properti yang diincar seharga Rp 500 juta-an ke atas, tapi untuk Rp 500 juta-an ke bawah juga sama banyaknya. Baru-baru ini di Cikarang ada pengembang yang bikin apartemen dan itu ludes terjual," tuntas Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau