Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkah 750.000 Insinyur Lokal Hadapi MEA?

Kompas.com - 31/12/2015, 17:07 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi bergulir hari ini, Kamis (31/12/2015). Prinsip MEA sendiri adalah aliran bebas baik barang maupun jasa.

Di bidang jasa, para insinyur, kontraktor, dan konsultan bisa dengan bebas bertukar dari Indonesia ke negara ASEAN atau sebaliknya.

Siapkah insinyur, kontraktor, dan konsultan Indonesia? Sayangnya, saat ini, tidak semua insinyur bekerja sesuai bidangnya.

"Tentunya, MEA perlu dihadapi dengan menyiapkan diri, insinyur Indonesia memiliki jumlah potensial 750.000 orang, meski tidak semua bekerja yang langsung di bidang ke-insinyur-an," ujar Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Hermanto Dardak, di Jakarta, Kamis (31/12/2015).

Padahal, tambah Hermanto, bidang kerja insinyur sangat vital. Produk yang dihasilkan insinyur pun dimanfaatkan sehari-hari oleh masyarakat.

Jika dikaitkan dengan pemberlakuan MEA maupun di dalam pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, insinyur sangat berperan penting.

Hermanto mencontohkan, jumlah mahasiswa Indonesia di bidang teknik termasuk pertanian, hanya mendekati 15 persen dari total jumlah mahasiswa.

Bandingkan dengan Korea dan Cina yang jumlah mahasiswa tekniknya di atas 30 persen dari total jumlah mahasiswa yang ada.

"Kita bisa mengalkulasi kalau tren (jumlah mahasiswa) ini berlanjut, mereka punya sarjana teknik yang lebih banyak. Itu karena mereka sadar peran vital insinyur dalam membuat lingkungan terbangun menjadi lebih baik," jelas Hermanto.

Untuk itu, PII saat ini fokus dalam melindungi masyarakat dengan memperhatikan praktek insinyur dan keinsinyuran ke depan.

Menurut dia, semua insinyur harus mengedepankan kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan.

Jika hal ini bisa dilakukan, kualitas insinyur Indonesia bisa meningkat dan mampu bersaing di ranah MEA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau