"Dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan meningkat menjadi Rp 9,3 triliun tahun depan dari sebelumnya Rp 5,1 triliun tahun ini," kata Dirjen Pembiayaan Rumah Kementerian PUPR, Maurin Sitorus, di Jakarta, Rabu (2/12/2015).
Selain peningkatan dana FLPP, pemerintah juga akan menambah skim berupa KPR Subsidi Selisih Bunga sebesar Rp 2 triliun dan pemberian bantuan uang muka menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 220 miliar.
Dari peningkatan-peningkatan itu, Kementerian PUPR optimistis mampu meningkatkan pembangunan rumah MBR.
"Total dana tahun 2016 nanti bisa memfasilitasi sampai dengan 600.000 unit rumah MBR," ucap Maurin.
Bukan hanya soal peningkatan dana, keterlibatan pengembang juga dianggap menjadi kunci dalam pemenuhan pembangunan rumah MBR.
Selama ini, menurut Dirjen Penyediaan Rumah Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin, kebanyakan pengembang hanya mengklaim ikut program rumah MBR. Padahal semestinya pengembang itu sudah memiliki aksi nyata dengan merealisasikannya.
Satu hal yang disayangkan Syarif adalah minimnya penggunaan Pra Sarana Umum (PSU) oleh pengembang.
"Pada tahun 2015 disiapkan PSU 40.000 tapi pemanfaatannya baru 30.000. Tahun 2016 nanti akan ada dua kali lipat yakni 80 ribu unit PSU," jelas Syarif.
Syarif menambahkan pemerintah juga akan memberikan bantuan PSU kepada MBR sebesar Rp 6,2 juta unit per rumah.