Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya di China, Pantai Berfasilitas Perpustakaan

Kompas.com - 24/11/2015, 17:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Bagi para kutu buku, sulit untuk meninggalkan buku meski sedang liburan di tepi pantai sekalipun.

Namun, tidak demikian di Beidaihe New District, China. Pantai ini dilengkapi dengan perpustakaan sendiri sehingga sangat pas bagi para pelancong yang juga gemar membaca.

Terletak sekitar tiga jam dari Beijing, kota resor ini tumbuh di Teluk Bohai sebagai rencana induk yang dibuat oleh Sasaki Associates pada tahun 2010.

Dalam rencana tersebut, para pengembang ingin memastikan resor ini lengkap dengan fasilitas budaya.

Kurva seperti langit-langit pesawat di seluruh bangunan terinspirasi oleh gelombang yang tengah menerjang ke pantai.

Untuk perpustakaannya, mereka menyewa Vector Architects, sebuah studio berbasis di Beijing yang dipimpin oleh Gong Dong.

Dong merancang ruang dengan pendekatan yang tidak biasa. Perpustakaan ini tidak memiliki jalan beraspal ke pintu masuk. Sebaliknya, para kutu buku bisa mengaksesnya dari pantai atau dari jejak berjalan di dekatnya.

"Bahkan dari jalan setapak, orang-orang harus berjalan 30 meter melalui pasir," ujar Dong.

Meski agak sulit untuk mengaksesnya bagi para pengunjung yang berkebutuhan khusus atau lansia, tapi arsitek memastikan bahwa staf dan fasilitas yang tersedia, bisa membantu.

Perpustakaan ini ditempatkan jauh dari struktur lain kota. Dong mengungkapkan, hal tersebut dilakukan agar para pengunjung perpustaan bisa berhubungan langsung dengan laut.

Struktur dibangun dengan papan bekisting berlapis. "Penggunaan bentuk kayu terinspirasi oleh tanda di pasir jejak kaki, angin, dan roda," kata Dong.

Di dalamnya, ruang baca dengan ketinggian ganda merupakan ruang berkubah yang mencapai puncaknya di ujung timur. Dengan begitu, pemandangan air bisa maksimal melalui dinding jendela dengan pintu kaca.

Cahaya juga memasuki ruang melalui blok kaca buatan tangan. Beberapa area atap terbuka di tengah bangunan yang melingkar, masing-masing 30 sentimeter.

Atap terbuka ini berfungsi sebagai ventilasi yang memungkinkan sirkulasi udara alami dan menjadi titik-titik terang dari sinar matahari yang masuk ke ruang baca.

Hanya di sebelah utara ruang baca balkon lantai dua, yakni ruang yang terisolasi dengan langit-langit miring dan jendela horisontal tunggal mengarah ke laut. Ruang ini penuh cahaya untuk membaca.

Di luar itu, dan dipisahkan oleh teras, merupakan ruang aktivitas menghadap ke barat yang dapat digunakan untuk acara-acara publik.

Kurva seperti langit-langit pesawat di seluruh bangunan terinspirasi oleh gelombang yang tengah menerjang ke pantai.

"Desain ini difokuskan pada eksplorasi hubungan ruang, gerakan tubuh manusia, suasana cahaya yang bergeser, udara yang melalui ventilasi, dan pemandangan laut," tandas Dong.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau