Mulai saat ini penyewa berpenghasilan rendah dijamin bisa menikmati harga sewa rendah alias tidak akan naik. Jumlah apartemen yang dapat disewa juga semakin bertambah.
Semua kebijakan ini tertuang dalam Undang-undang baru yang akan segera berlaku tahun depan.
Sementara bagi penyewa di beberapa bangunan dengan biaya energi sangat tinggi, plafonnya akan turun menjadi 25 persen dari pendapatan kotor.
Kualifikasi pendapatan yang disyaratkan rendah. Satu orang harus menghasilkan tidak lebih dari 16.800 euro (Rp 248,8 juta) per tahun dan untuk pasangan adalah 25.200 euro (Rp 373,2 juta).
Jumlah ini merupakan batas bawah yang memenuhi syarat untuk mengajukan alokasi perumahan rakyat. Meskipun demikian, mereka tidak selalu mendapatkannya.
Ukuran apartemen murah maksimum yang layak huni adalah 50 meter persegi untuk satu orang, 65 meter persegi untuk dua orang, dan seterusnya sampai sesuai kebutuhan.
Dengan demikian, subsidi maksimal yang didapat adalah 2,50 euro (Rp 37.027) per meter persegi.
Bagaimana perumahan sewa untuk publik begitu tinggi?
Berlin memang membutuhkan ukuran baru untuk menentukan keterjangkauan sewa di gedung-gedung yang dimiliki pemerintah.
Untuk perumahan publik, saat ini biayanya sedikit lebih mahal daripada rata-rata perumahan di pasar terbuka.
Pada tahun 2014, harga sewa apartemen swasta rata-rata 5,84 euro (Rp 86.494) per meter persegi, tapi untuk perumahan rakyat adalah 5,91 euro (Rp 87.533).
Hal itu dimungkinkan, karena pada masa lalu Berlin memperbolehkan perusahaan swasta membangun perumahan sosial dengan sewa tinggi yang disubsidi pemerintah.
Subsidi ini dipotong sebesar 13 persen per tahun, dan perusahaan diizinkan untuk menaikkan sewa. Harga perumahan yang dirancang untuk penyewa miskin pun terus naik.