"PMN 2016 kan ditunda, tapi untuk target ini jalan terus. Karena tidak pakai PMN seluruhnya," ujar Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra kepada Kompas.com, di lokasi proyek, Jumat (6/11/2015).
Terkait PMN baru, Putra mengaku belum mengeceknya. Namun yang jelas, ia akan segera mengusulkan. Jika tidak menggunakan PMN, proyek ini bisa terkendala.
Menurut Putra, proyek ruas Terbanggi Besar-Bakauheni besar. Jika hanya mengandalkan kapasitas perseron tidak akan terselesaikan.
Ada beberapa opsi sumber pembiayaan yang diusulkan Hutama Karya antara lain pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
Dari total investasi sebesar Rp 16,795 triliun Hutama Karya harus memenuhi ekuitas sebesar Rp 8,7 triliun. Sedangkan sisanya didapatkan dari pinjaman.
Ruas tol ini ditargetkan selesai sebelum Asian Games pada 2018 mendatang. Diharapkan, pembebasan lahan rampung pada 2016.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai, kendala yang menyulitkan adalah karena belum adanya kontrak di antara para kontraktor.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 2000 yang mengatur tentang penyelenggaraan jasa konstruksi, kontraktor poyek harus melalui lelang.
Saat ini, PP tersebut tengah direvisi, agar perusahaan yang mendapat penugasan pemerintah bisa langsung menunjuk kontraktornya.