Basuki mengharapkan, tol ini bisa selesai sesuai jadwal pada Agustus 2016. Kapasitas investor dan anggota konsorsium, wali kota dan bupati bisa membantu menyelesaikan pembangunan Tol Soroja sesuai target.
Adapun konsorsium Tol Soroja terdiri dari PT Citra Marga Nurshapala Persada Tbk (CMNP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dan PT Jasa Sarana yang tergabung menjadi PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ).
Menurut Direktur Utama CMLJ R Bagus Suarso, pembangunan infrastruktur adalah syarat utama pertumbuhan ekonomi. Kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, dan Bandung memiliki beban jalan yang lebih berat dibanding kota lainnya, karena itu membutuhkan infrastruktur yang lebih memadai.
Hambatan 10 persen
Dengan kompetensi CLMJ, dia yakin, target waktu satu tahun dapat terpenuhi. Harapannya, Bandung yang menjadi tuan rumah perhelatan Pekan Olahrga Nasional (PON) pada September 2016, dapat terlaksana dengan lancar dengan adanya tol tersebut.
Meski demikian, kata Bagus, masih ada hambatan yang perlu diselesaikan, yakni pembebasan 10 persen sisa lahan. Dia berharap capaian pembebasan lahan bisa segera dilaksanakan agar pembangunan sesuai target.
"Memang bukan perkara mudah. Pemerintah daerah diharapkan ada ekstra bantuan kemudahan. Dengan begitu, proyek cepat penyelesaiannya," tandas Bagus.
Luas pembebasan lahan Tol Soroja adalah 112,5 hektar dengan rincian Kota Bandung 8,1 hektar dan Kabupaten Bandung 104,4 hektar. Pembangunan jalan dibagi tiga seksi yaitu Pasir Koja-Margaasih sepanjang 3,05 kilometer, Margaasih-Katapang 2,2 kilometer, dan Katapang-Soreang 2,9 kilometer. Masing-masing proses pembebasan lahannya adalah 75 persen, 85 persen, dan 90 persen. Sementara untuk tarif diusulkan Rp 702 per kilometer.