Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terburuk dalam Sejarah, Okupansi Hotel Surabaya Hanya 52,70 Persen

Kompas.com - 02/09/2015, 14:27 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Laju pembangunan hotel di Surabaya relatif lebih lambat dibandingkan Jakarta atau Bali. Hal ini ditandai dengan kinerja negatif tingkat hunian dan tarif rerata harian atau average daily rate (ADR).

Menurut riset Colliers International Indonesia ADR, hotel di ibu kota Jawa Timur ini terus menunjukkan penurunan. Pada 2014 masih bertengger di angka 59,58 dollar AS, kini menjadi 55,19 dollar AS atau anjlok 9,42 persen.

Demikian halnya dengan tingkat hunian yang berada pada level 52,70 persen atau terburuk sepanjang sejarah. Gejala penurunan sejatinya sudah terjadi pada 2014 sebesar 2 persen menjadi 62,95 persen dari sebelumnya 64,22 persen pada 2013.

Kinerja negatif ini, kata Colliers, disebabkan penurunan permintaan seiring diberlakukannya kebijakan pelarangan mengadakan rapat di hotel, selain tentu saja Surabaya juga mengalami kelebihan pasok. Sebuah fenomena yang dialami oleh kota-kota lainnya di Indonesia. 

Berkurangnya jumlah kunjungan tamu asing melalui Bandara Internasional Juanda selama semester I-2105 ikut memengaruhi penurunan kinerja hotel. Padahal, turis asing berkontribusi besar dalam menggenjot pertumbuhan permintaan kamar hotel. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), selama enam bulan pertama tahun ini, hanya terdapat 61.000 pengunjung asing. Angka ini sama dengan 28 persen dari total pengunjung pada 2014. 

Shutterstock ILUSTRASI - Kamar hotel
Kendati demikian, pertumbuhan pembangunan hotel toh masih tetap berjalan. Bahkan, hingga akhir 2015, kota ini akan menambah sebanyak 3.722 kamar baru. Jumlah kamar sebanyak itu berasal dari 17 hotel yang terbagi atas delapan hotel dengan klasifikasi bintang tiga, tujuh hotel bintang empat, dan dua hotel bintang lima.

Sementara dalam dua tahun mendatang atau tepatnya tahun 2017, akan ada tambahan 1.180 kamar yang berasal dari enam hotel.

"Keenam hotel tersebut adalah Dafam Kayun dan Ayola Nginden yang merupakan hotel bintang tiga, Kila Widodaren Aerowisata, Howard Johnson, Mercure Praxis, dan Bedrock Hotel yang masuk kategori bintang empat," tulis Colliers.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau