Direktur Rumah Khusus Kementerian PUPR, Lukman Hakim menjelaskan, tujuan seminar ini antara lain menghimpun pendapat dan masukan dari para pihak terkait dan publik dalam percepatan program sejuta rumah. Sasarannya yaitu, pendalaman kebijakan penyelenggaraan Program Nasional Sejuta Rumah, terwadahinya ruang dialog, teridentifikasinya berbagai tantangan dalam implementasi Program Nasional Sejuta Rumah, terlaksananya koordinasi dan sinkronisasi dalam penyelenggaraan strategi percepatan program.
Seminar ini, kata Lukman, dihadiri pemerintah, pakar, asosiasi profesi, badan usaha, bank, dan masyarakat lainnya. Materi bahsasan mengenai tata ruang pertanahan, dukungan kerja, teknologi, dan implementasi Program Nasional Sejuta Rumah.
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, meski terlihat sulit, Program Nasional Sejuta Rumah ini harus berjalan. Salah satu upayanya adalah penyelenggaraan diskusi dan seminar. "Jangan seperti museum. Kita memang apresiasi masa lalu dan nostalgia. Kalau seminar, kita ingin maju ke depan. Tidak lihat ke belakang lagi," kata Basuki.
Dia menambahkan, seminar sebaiknya tidak dinilai sebagai kegiatan yang tanpa arti. Sebaliknya, dari seminar tersebut dapat diperoleh proses mencari solusi permasalahan. Menurut Basuki, tanpa diskusi, tidak akan terlaksana sebuah Program Nasional Sejuta Rumah.
Basuki menyebutkan, hal yang paling mendesak saat ini adalah inovasi pembiayaan perumahan. Dari sisi teknologi, misalnya anti-gempa atau kebakaran, pembangunan perumahan sudah tidak perlu diragukan lagi.
"Inovasi pembiayaan perlu digali. Menurut Soekarno, pencapaian kebutuhan rumah butuh 20-40 tahun. Ini sudah 70 tahun (Indonesia merdeka) kebutuhan rumah belum bisa penuhi. Hari ini satu hal yang perlu diperingati, bagaimana percepatan pembangunan perumahan," tandas Basuki.