Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agustus, Singapura Gelar Konferensi Bangunan Hijau Internasional

Kompas.com - 30/07/2015, 06:31 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Singapura menargetkan 80 persen gedung-gedung yang ada di negara itu pada 2030 mendatang menjadi ramah lingkungan. Perjalanan untuk perubahan ini dimulai sejak 2006, ketika otoritas Singapura melihat pentingnya gedung yang berkelanjutan.

Tidak hanya Singapura, menurut Director Center for Sustainable Buildings and Construction Authority of Singapore Jeffrey Neng, Indonesia memiliki kesempatan untuk melakukan hal yang sama.

"Kami mengundang Indonesia pada kegiatan yang akan datang, yaitu Singapore Green Building Week and International Green Building Conference," ujar Jeffrey di Hotel Gran Melia Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Dalam acara tersebut, lanjut dia, akan ada pemaparan tentang bagaimana hidup secara cerdas di kota. Yang ditekankan pada kegiatan ini adalah, memperhatikan lingkungan bukan hanya berbicara tentang infrastruktur secara fisik, namun juga bagaimana sikap orang-orang yang mendiaminya.

Seluruh pihak, kata Jeffrey, bisa bergabung pada kegiatan ini dan membantu membangun industri sebagai kunci dari faktor pengubah iklim dunia. Fokus dari acara ini sendiri adalah pertukaran informasi.

Menurut Project Director Building Eco Xpo (BEX) Asia atau Mostra Covegno Expocomfort (MCE) Asia, Louise Chua, dalam kegiatan ini, antar-perusahaan bisa saling berbagi teknologi, solusi, dan inovasi terkait lingkungan hijau.

Setelah saling bertukar informasi, masing-masing stakeholder bisa mempertimbangkan teknologi apa yang bisa diadopsi. Dengan tingkat urbanisasi yang pesat di Asia Timur dan Asia Pasifik, diperlukan langkah-langkah khusus untuk memastikan opsi yang dipilih dalam pengembangan kota pada skala yang besar, akan mengarah pada efisiensi energi.

Perusahaan di Indonesia harus mengintegrasikan masalah lingkungan ke dalam rencana pembangunan mereka. Pasalnya, Indonesia merepresentasikan 7,08 persen dari total wilayah dunia dan memiliki populasi sebanyak 3,49 persen dari total populasi dunia. Selain perusahaan, kegiatan ini menjadi wadah bagi para konsumen akhir (end user) yang menginginkan rumahnya lebih hijau.

"Bagaimana mencapai rumah yang berkelanjutan, apa saja yang dibutuhkan, baik pihak komersial dan pemilik rumah bisa bernegosiasi," kata Louise.

Dalam hal ini, imbuh dia, pihak produsen bisa memperkenalkan atau menunjukkan produknya kepada konsumen. Contohnya, bagaimana memilih pencahayaan yang tepat, pendingin ruangan, atau material lainnya, antara lain kayu, panel solar, pemanas air, dan filter udara.

Louise menargetkan pengunjung yang datang pada kegiatan ini bisa mencapai 11.500 orang. Tahun sebelumnya kegiatan ini berhasil menarik 9.750 orang. Sebanyak 30 persen di antaranya berasal dari luar Singapura, baik Asia, Eropa, hingga Amerika.

Kegiatan ini akan diselenggarakan mulai 31 Agustus 2015 sampai 6 September 2015 di Sands Expo and Convention Centre Marina Bay Sands, Singapura. International Green Building Conference 2015 merupakan acara utama dalam rangkaian Singapore Green Building Week. Tahun ini, tema yang diusung adalah "Build Green, Live Smart".

"Build Green" merepresentasikan panggilan untuk membangun infrastruktur yang ramah lingkungan, sementara "Live Smart" merupakan panggilan bagi pengguna akhir untuk bertanggung jawab dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau