Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencakar Langit Pertama di Paris Menuai Kontroversi

Kompas.com - 06/07/2015, 12:34 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

KOMPAS.com - Paris akan memiliki gedung pencakar langit baru pertama dalam hampir 40 tahun setelah pemerintah kota menyetujui rencana pembangunan desain Swiss Herzog & de Meuron. Desainnya sendiri sudah diterbitkan sejak 2008.

The Tour Triangle atau Menara Segitiga adalah hunian vertikal berisi 120 unit apartemen, hotel bintang empat, restoran, Shard-esque Sky Bar, dan 70.000 meter persegi ruang kantor. Menara ini diharapkan bisa menciptakan 5.000 pekerjaan. Dengan ketinggian hanya 180 meter, Menara Eiffel masih akan "merajai" Paris yang menjulang 300 meter.

Proyek senilai 500 juta euro (Rp 7, 4 triliun) ini dirancang oleh arsitek yang sama dengan Birdnest di Beijing, Tiongkok, Allianz Arena di Munich, Jerman, dan Serpentine Gallery Pavilion London, Inggris.

Selama ini, Paris terus membangun gedung pendek dan klasik. Paris tidak pernah membangun gedung pencakar langit modern sejak 1970-an. Ketika Tour Montparnasse setinggi 231 meter muncul, penduduk setempat menganggap bangunan ini merusak pemandangan.

Pembangunan The Tour Triangle telah memicu perdebatan sejak kantor arsitek Swiss Herzog & de Meuron menerbitkan desain untuk menara setinggi 42 lantai menjelang Paris menaikkan batas ketinggian pada bangunan baru.

Rencana untuk The Tour Triangle awalnya ditolak oleh dewan kota Paris pada November 2014. Namun, baru-baru ini, proyek dengan kaca besar ini mendapat lampu hijau dari komite yang sama.

Batas ketinggian

Paris memperkenalkan batas ketinggian untuk gedung baru hanya lebih dari 36 meter sesaat setelah Tour Montparnasse dibangun.  Tetapi, peraturan ini dihapus pada tahun 2010 dan warga gelisah menunggu cakrawala Paris meningkat.

Bangunan The Herzog & de Meuron ditentang oleh politisi Perancis Hijau yang menganggap gedung mereka tidak cukup efisien dan boros energi. Warga yang tinggal di sekitarnya juga dilaporkan tidak senang.

Salah satu anggota dewan yang memilih menentang proyek tersebut, Danielle Simmonnet mengatakan menara itu hanya menggambarkan obsesi kekuasaan, anti-sosial dan anti-ekologi.

Kritikus lainnya mengatakan bahwa desain modern tersebut tidak masuk akal, karena berdiri "sendirian" di selatan kota.

Meski demikian, di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa dengan jumlah penduduk 12 juta di wilayah metro Paris, gedung pencakar langit diperlukan untuk menyediakan lebih banyak ruang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau