"Lalu lintas (arus mudik dan arus balik) lebih besar dari biasanya. Itu menyebabkan pasar tumpah dan mengganggu fungsi jalan," ujar Hediyanto di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
"Kalau jalan tol kan kecepatannya 40-50 kilometer per jam. Tidak banyak rem, tidak berikan kejut pada jalan. Makanya jalan lebih tahan lama," jelas Hediyanto.
Sementara itu, anggaran jalan tol sendiri sudah sesuai dengan prioritas. Karena terbatas, pemerintah memiliki pilihan, apakah memperbaiki Jalan Pantura menjadi sangat modern atau mempercepat pembangunan tol yang lain.
Hediyanto pun menegaskan, atas dasar tersebutlah, pemerintah memilih membangun jalan tol yang lain. Untuk Jalan Pantura, pemerintah hanya akan memperbaiki kerusakan kecil saja. Hediyanto tidak ingin, anggaran kementerian infrastruktur ini digunakan secara berlebihan hanya untuk Jalan Pantura dan juga di proyek lainnya.
"Kita maintain saja, membuatnya tetap mulus. Tidak perlu harus dibuat rumit anggarannya, semua kita kembali untuk mengutamakan uangnya membangun yang lain," pungkas Hediyanto.