Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keran Air Berdesain Ekor Pesawat Dibanderol Rp 5 Juta

Kompas.com - 08/04/2015, 16:21 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen dianggap sangat strategis oleh investor asing, tak terkecuali perusahaan perabot serta saniter asal Korea, Singapura, dan Malaysia yang semakin ekspansif memperluas usahanya.

Jejak investor asal Asia tersebut kemudian diikuti produsen Amerika Serikat, Delta Faucet Company. Perusahaan ini baru saja meluncurkan keran air terbaru yang bernama Sotria.

Menurut General Manager Delta Faucet Company Asia Pasific David Naber, Indonesia merupakan negara yang potensial, dan mampu menyerap Sotria. Daya beli konsumen kelas atas Indonesia juga tak diragukan.

"Terlebih lagi, konsumen kelas atas ini terus bertambah seiring berkembangnya kelas menengah menjadi kelas atas. Mereka mulai mencari produk-produk berkualitas," ujar David kepada Kompas.com di Jakarta Pusat, Rabu (8/4/2015).

David menerangkan, konsumen kelas atas di Indonesia selalu menginginkan produk baru dengan gaya yang unik dan berbeda. Oleh karena itu, Delta Faucet Company percaya dan memberanikan diri memasarkan Sotria di Indonesia, meskipun produk ini baru hadir di negara asalnya pada November 2014 lalu.

Sotria dibawa ke Indonesia untuk menjawab kebutuhan tersebut. Keran ini dirancang dengan konsep yang mengadopsi desain ekor pesawat terbang, berbentuk segitiga pada moncongnya. Sotria khusus untuk dipasang di kamar mandi dengan empat pilihan tampilan berbeda, yaitu polished chrome, brilliance luxe nickel, polished nickel, dan matte black.

Keunggulan produk ini, klaim David, dilengkapi H2O Technology, yaitu sistem pengontrol dinamika aliran, tekanan, dan suhu air. Selain itu, Sotria juga dilengkapi dengan Touch2O Technology yang mempermudah pengguna mengaktifkan keran hanya melalui satu sentuhan. Dengan begitu, pengguna dapat mengontrol aliran air ketika tangan sedang kotor.

Untuk mendapatkan produk canggih ini, konsumen harus merogoh sekitar 400 dollar AS atau setara Rp 5,2 juta per unit. Meski cukup mahal, David yakin produknya mampu bersaing di kelasnya.

"Kami belum bisa menjelaskan hasil penjualan karena mungkin baru bisa dilihat dalam setahun ke depan. Namun, respons dari pengguna cukup positif," kata David.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau