Infrastruktur, dan transportasi publik ini diyakini akan menstimulasi Cibubur menjadi kawasan yang lebih terbuka, dengan aksesibilitas tinggi, dan menjadi pertimbangan masyarakat yang ingin mencari rumah.
Selain itu, kawasan Cibubur juga dinilai masih under valued atau di bawah harga pasar, sehingga potensi kenaikan harganya terhitung menjanjikan, sekitar 30 persen, dan laik untuk investasi.
Bahkan, Ciputra Group, pengembang perumahan skala kota CitraGran, telah menyiapkan rancangan strategis merespon pengembangan infrastruktur dan transportasi publik tersebut. Ciputra Group akan membangun pusat komersial baru di area central business district (CBD) CitraGran.
"Kami akan mulai melaksanakan pengembangan area komersial CitraGran tahap kedua yang lokasinya persis berseberangan dengan area komersial tahap I. Di sini akan dibangun pusat belanja Mal Ciputra Cibubur 2, apartemen, dan hotel," papar Direktur Ciputra Group, Iskandar Witjaksono kepada Kompas.com, Senin (23/3/2015).
Lebih jauh Iskandar menjelaskan, Mal Ciputra Cibubur dua dirancang lebih luas dibanding dengan seri perdananya, yakni sekitar 160.000 meter persegi. Fasilitas pusat belanja ini akan berbeda dan diisi oleh peritel-peritel dengan kelas berbeda pula.
"Saat ini tengah dalam finalisasi desain, dan akan direalisasikan dalam waktu dekat. Untuk sementara, kami fokus pada pembukaan Swissbel-Hotel Cibubur yang akan dibuka pada April 2015. Hotel ini berisi 108 kamar dengan tarif Rp 600.000-Rp 1,5 juta per malam. Fasilitasnya antara lain ballroom berkapasitas 300 orang," tandas Iskandar.
Potensi lonjakan harga lahan dan properti Cibubur juga diakui Managing Director Corporate Strategy and Services Sinarmas Land Group, Ishak Chandra. Menurut dia, dengan adanya kemudahan akses atau pun transportasi baru, secara alami akan mendongkrak harga lahan dan properti di sekitarnya.
"Ini bisa dipastikan, karena demand juga bertambah. Harga akan naik tajam saat realisasi pembangunan proyek LRT, dan sebelum LRT beroperasi," kata Ishak.
Sinarmas Land sendiri, ungkap Ishak, sudah mengantisipasi perkembangan kawasan ini dengan menambah bank tanah baru di luar lahan Kota Wisata, dan Legenda Wisata. "Tapi saat ini belum dikembangkan karena menunggu momentum yang tepat," ujar Ishak.
Demikian halnya dengan Relife Property Group yang berencana memperluas kawasan perumahan yang mereka kembangkan. "Kami ada rencana memperluas Greenville Cileungsi. Saat ini pembebasannya masih jalan terus," tutur CEO Relife Property Group, Ghofar Rozaq Nazila.
Harga lahan
Menurut Ghofar, kenaikan harga Greenville Cileungsi bisa mencapai sekitar 15 persen sampai 25 persen. Tahun lalu pihaknya baru saja mengubah harga jual sekitar 10 persen lebih tinggi.
"Dengan adanya LRT ini bisa meningkat lagi pertumbuhannya. Meski demikian, kami tidak reaktif dan tidak langsung menaikkan harga," ucap Ghofar.
Sementara CitraGrand, kata Iskandar, akan mematok harga baru pada kuartal kedua 2015. Saat ini, harga lahan untuk perumahan di kawasan CitraGran sudah berada pada level Rp 7 juta hingga Rp 8 juta per meter persegi.
"Sementara harga kavling komersial kami patok sekitar Rp 25 juta per meter persegi," pungkas Iskandar.